Kelinciku
yang Lucu
Cerpen
Anak
oleh:
Angga Pebria
Wenda
Mahesta
Pada
Hari
Kamis, aku bersama Papa
dan Mama,
pergi ke pasar hewan.
Jarak
antara pasar hewan dan rumahku lumayan jauh, aku sangat senang mendengar kabar,
kalo papa dan mama tidak sibuk kerja, jadi puas-puasin jalan-jalan bersama
mereka di pasar hewan. Sudah
lama aku ingin memelihara seekor kelinci. Mengetahui keinginanku itu, akhirnya
Papa dan Mama membelikanku, seekor kelinci berwarna putih, gendut dan lucu seperti boneka.
“Dik
kelincinya dirawat ya jangan sampe kurus loh”
“iya
ma, pastinya akan aku rawat ma, ma pa,kok kelincinya bau banget ya?”
“kamu
itu, gimana toh dik, kan kelincinya belum dimandiin”
Selama
perjalanan menuju rumah, aku tak sabar untuk bermain dan memandikannya
Aku
bingung kenapa kelinci itu melompat??Apakah ada yang salah, dengan ekornya??Tapi itu, tidak menjadi masalah, karena yang terpenting, sekarang aku memiliki kelinci lucu pemberian Papa dan Mama. Aku bingung, mau ngasih nama
apa,untuk kelinciku yang lucu ini.
Sesampainya
di rumah, aku segera memasukkan kelinciku ke kamar mandi. Aku tidak sabar untuk memandikan
kelinciku yang lucu ini.
Semoga saja tidak
kedinginan,
sekarangkan sudah jam lima sore.
Setelah selesai memandikannya,aku menyemprotkan parfum yang kuambil
dari kamar Mama. Parfum ini biasanya, selalu dipakai Mama ketika mau pergi. Kata Mama parfum dipakai supaya badan kita wangi dan segar.
Sekarang, kelinciku
yang lucu sudah nampak bersih dan wangi. Aku segera mengembalikan parfum Mama ke tempat semula. Saat mengembalikan parfum, tiba-tiba saja Mama muncul dibelakangku.
“Kamu
sedang apa,
Dik?”tanya Mama.
“
Hehehe
Adik
mau ketemu Mama. Mau minta uang buat jajan di toko
sebelah,”kataku mencari
alasan.
“Owh Mama pikir kenapa,”kata
Mama tersenyum sambil menyerahkan selembar uang lima ribuan kepadaku.
Untung
Mama
tidak
tahu, kalau
parfumnya kupakai. Kalau
sempat tahu, bisa-bisa aku
dimarahin sama Mama karena parfum kesayangannya dipakai untuk seekor kelinci. Aku menggunakan uang pemberian Mama untuk
membeli
es lilin kesukaanku di toko
sebelah rumah. Saat itu aku tanpa sengaja melihat kartun Spongebob yang sedang berlari bersama Gary, keong peliharaannya.
Sepulang dari
membeli es lilin, aku
segera mencari
tali milik Papa di gudang
samping rumahku.
Papa
yang melihatku pun
heran, dan bertanya, “Sedang mencari apa, Dik?Kok tumben ke gudang?Mau bantuin Papa bersih-bersih gudang ya?”
“Enggak, Pa. Adik mau cari tali buat kelinci,”kataku menjelaskan pada Papa.
“Aneh-aneh
saja,
Dik. Masa seekor kelinci mau ditali?”tanya Papa heran.
“Adik mau ngajak kelincinya
jalan-jalan besok pagi, Pa. Kayak Spongebob sama Gary,”terangku.
“Memangnya bisa, Dik?Kelinci kan melompat,”kata Papa menjelaskan.
Benar
juga kata Papa. Kelinci kan tidak bisa berjalan tapi melompat. Aku sedikit kecewa dan pergi meninggalkan gudang.
Meski demikian, aku sangat menyayangi kelinciku.
Malam
hari sebelum tidur, aku
melihat kelinciku dari balik jendela kamarku. Dia sedang tidur dan tampaknya sangat nyenyak padahal
tadi sore dia
kedinginan gara-gara
aku mandikan. Keesokan
harinya aku bermain di kamar bersama kelinciku sampai isi kamar berantakan semua. Selama tidak ketahuan Mama
tidak
apa-apa.
Kemudian terdengar
suara pintu diketuk.
“Dik
bangun!!Ini
sarapan paginya sudah siap,”suara Mama dari depan pintu kamarku.
Aku panik dan
segera menyembunyikan
kelinciku yang lucu ke dalam
lemari. Segera kujawab
panggilan Mama,”Iya Ma, sebentar!!”Aku keluar dari
kamar menemui
Mama
dan segera mengambil sarapan pagi.
Beruntung
Mama
tidak
masuk ke
kamar. Aku bisa kena
marah besar kalau
tadi Mama
masuk dan melihat
kamarku berantakan
seperti gudang.
Seusai
sarapan, aku
melihat Papa
membersihkan halaman rumah.
“Selamat
pagi, Pa,
“sapaku kepada Papa.
“Pagi, Dik. Jadi jalan-jalan sama kelinci?”jawab Papa
sambil tersenyum.
Aku
terdiam. Aku ingat meninggalkan
sesuatu di lemari. Seketika itu juga aku berlari
menuju kamar dan berharap semoga
keadaan kelinciku di dalam lemari baik-baik saja. Sampai di depan kamar aku terkejut karena pintu kamarku terbuka. Dan saat aku masuk, kamarku telah menjadi
rapi, tidak berantakan seperti tadi. Aku segera mencari
kelinciku di dalam lemari namun
sudah
tidak ada.
Langsung saja aku menangis
sambil berlari menemui orangtuaku,”Mama, Papa kelinciku hilang!!Hu..huu..huuu….,”
“Kamu
kenapa,
Dik?”tanya Papa khawatir.
“Kelincikuu…,”jawabku masih menangis
“Apa?Ada apa dengan kelincimu?”tanya Papa bingung.
“Hilang, Pa. Tadi pagi Adik taruh di dalam lemari,”jawabku.
Saat itu Mama
datang menghampiri kami
dengan membawa
kelinciku. Sambil tersenyum, Mama memberikan kelinci itu padaku”Ini
Dik
kelincimu,”
Aku mengusap
air mataku dan langsung
memeluk kelinci kesayanganku
yang sangat lucu itu,”Makasih,
Ma,”
Kelinciku
yang lucu, kini bertambah besar, kemanapun aku pergi main. Aku selalu membawa
kelinciku. Berhubung kelinciku Cuma satu, aku berharap ada temannya, biar
kelinciku yang lucu ini tidak sendirian. Keesokan harinya, waktu aku pulang
dari sekolah, dan tiba dirumah, aku mendapat hadiah dari mama dan papa, wooow satu
kelinci lagi, Terimakasih mama dan papa, aku sangat sayang sekali sama kalian.
Tussen
Lifede,BoomWortels en het Land Jerama
(Antara
Cinta,Akar Pohon dan Desa Jerama)
Cerpen
By: Angga Pebria Wenda Mahesta
Kenangan itu selalu ku ingat lalu ku bawa
sampai Maut memisahkan aku dan dia.
7 tahun yang lalu aku dan dia satu kelompok dalam
praktik kerja lapangan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namanya Aleka wanita
keturunan Belanda memiliki mata biru yang indah, tinggi badan seperti model, apalagi
senyumnya sungguh menawan, tidak gemuk dan tidak kurus (langsing), berambut
pirang dipotong pendek seperti polwan.
Aku
dan Aleka sama-sama mengambil jurusan perkebunan, selama masa kuliah, aku sama
sekali tidak memperhatikannya, sampai pada waktu itu saat praktik kerja
lapangan menjadi saksi sejarah aku jatuh cinta kepadanya.
Kami diberi kepercayaan oleh warga sekitar
selama praktik kerja lapangan untuk memilih bibit perkebunan yang sudah siap
tanam di pasar sewon, lalu membagikan setiap bibit perkebunan kepada warga yang
kurang beruntung dan kami juga tidak tanggung-tanggung membantu langsung ke perkebunan
milik warga sekitar, mengajarkan warga, bagaimana cara menanam bibit perkebunan
dengan baik.
Bibit perkebunan yang kita bagikan ada
wortel,cabe,kacang,tomat dan timun, satu kelompok terdiri dari lima orang,
Rini, deka, Aku, Remon dan Aleka. Walaupun aku satu kelompok praktik kerja
lapangan bersama Aleka, aku tidak banyak berkomunikasi dengan Aleka, karena aku
berpikir kalau Aleka lebih menyukai Remon, bisa dibilang aku cemburu kenapa
Aleka lebih menyukai Remon daripada aku, padahal aku lebih Ganteng dan
pemberani, jadi jika aku memerlukan bantuan dari Aleka seperlunya saja aku
berkomunikasi. Sampai pada saat itu, dibasecamp hanya ada aku dan aleka. Basecamp
adalah tempat tinggal kami selama praktik kerja lapangan. Rini, deka dan Remon
masih berada di perkebunan milik warga, aku hanya duduk di halaman basecamp
sambil menunggu malam tiba, Aleka datang menghampiriku “Sedang apa kamu disini??
Anak-anak kok belum sampai basecamp ya?” Entah kenapa, badanku capek sekali
setelah dari perkebunan warga, aku hanya duduk dan bersandar di tiang basecamp
berdiam diri dan tidak menghiraukan pertanyaan Aleka. “Hey ganteng!! Apa kamu
tidak mendengarkanku??.
Dengan
penuh emosi Aleka pergi mengambil ember yang berada di belakang Basecamp, lalu
menyiramkan air tersebut ke arahku hingga aku basah kuyup. Tanpa pikir panjang
aku menyeret Aleka menuju sungai hilir. “Apa yang kamu lakukan, tanya aleka”
Sudah Diam saja, ini akibat dari ulah mu sendiri Aleka,”. Dalam hitungan detik,
aku menceburkan aleka kedalam sungai hilir, padahal sungai hilir tidak terlalu
dalam hanya sepinggang orang dewasa. “tolong, tolong aku, aku tidak bisa
berenang” dengan santai aku berjalan mendekati aleka lalu mengangkat badan
aleka untuk berdiri, “hey hey hey,nyonya Aleka, Airnya tidak begitu dalam”. Dengan
raut wajah penuh kesal, aleka langsung pergi kembali ke basecamp, lalu
menceritakan kejadian itu kepada Remon. Malam itu Aku dan Remon berkelahi
dengan hebat di tengah-tengah sawah, Rini, deka dan Aleka pun tidak mengetahui
kami yang sedang berkelahi, ternyata Remon tidak terima dengan prilaku ku tadi
sore terhadap Aleka.
Remon bertaruh kepadaku, siapa yang kalah
malam ini, dia harus menuruti semua permintaan pemenang dan aku menerima
taruhan dari Remon, tanpa basa basi satu pukulan telak bersarang mengenai pipi
kiriku, siiial aku kalah start, aku bangkit berdiri melayangkan satu tendangan
hebat tepat mengenai bibir Remon, tapi sayang Remon tidak terjatuh karena badan
Remon terlalu tinggi dan besar, lalu Remon membalas satu pukulan mengenai
pelipis mataku, sedikit berkunang-kunang saat aku memandang Remon. Lalu aku bangkit
berdiri berlari kearah Remon melesatkan pukulan tepat di tulang rusuk sebelah
kiri, Remon pun tidak bisa mengelak dalam hitungan ke lima Remon tersungkur
kesakitan akibat tulang rusuk yang patah dan mengakui kekalahannya, aku meminta
Remon untuk menjauhi aleka dan Remon pun menyanggupi permintaanku.
Semenjak
praktik kerja lapangan dan kejadian pertengkaranku dengan remon ditengah sawah,
aku semakin sayang dan sangat berharap memiliki cinta Aleka, tapi semua rasa
cinta dan sayang itu aku pendam dalam-dalam karena aku malu mengungkapkan
perasaan itu kepada Aleka hingga kami lulus kuliah dan berpisah.
Sekarang aku berada di perbatasan kota
kenari. Aku sering melakukan sesuatu yang berguna untuk masyarakat pedalaman, dan
membawaku berkerja di pabrik kayu milik perusahaan asing australia, sebagai
Public Relations. Ya, disini aku mencoba merubah dan beradaptasi dengan
kehidupanku sebelumnya, padahal jurusanku perkebunan tetapi sekarang aku berkerja
menjadi Public ralations di perusahaan asing, ya sudah, aku jalani saja. 2
bulan berlalu tetapi rasa jenuh melandaku. Semua urusan pekerjaan yang menumpuk
membuatku strees stadium 4. Aku harus mencari kesibukan untuk mengusir rasa
jenuh dan strees ini. Kesibukkanku setelah pulang kerja adalah mengajarkan
pelajaran bahasa indonesia kepada anak-anak dan penduduk yang tinggal
dipedalaman meskipun jurusanku waktu kuliah adalah perkebunan, aku tidak pernah
ragu dalam mengajar.
Tidak ada listrik, hanya cahaya dari langit
yang aku temui. Mungkin ini sederet
pengalamanku berada di desa pelosok dan terkecil, bisa dibilang peradapan baru
yang sekarang aku lalui.
Pulang
kerja aku selalu menyambangi dari desa kedesa yang berada di pedalaman, hingga
aku menemukan desa Jerama. Ya,, disini aku lebih banyak memetik arti kehidupan,
hutan yang terbentang luas dan berbagai sumber daya alam yang masih asli belum
tersentuh tangan-tangan usil penebang liar, penduduk lokal pribumi yang masih
mengandalkan hutan dan laut sebagai kelangsungan hidup, memberiku semangat yang
luar biasa.
Dipedalaman desa jerama ini, aku sempat
tidak percaya bisa bertemu lagi dengan sesosok wanita keturunan Belanda yang
pernah aku ceburkan kedalam sungai hilir saat praktik kerja lapangan.
Ternyata Aleka sudah tinggal didesa jerama ini selama 2
tahun, demi memajukan kehidupan masyarakat Jerama yang jauh dari kota. Aleka
bertekad tidak akan pernah kembali ke Belanda. Aku dan Aleka sangat terkejut
ketika kami dipertemukan di desa jerama ini, terimakasih TUHAN Engkau
mempertemukanku dengan Aleka. Betapa senangnya hati ini bertemu kembali dengan
pujaan hati.
Sepertinya Aleka masih kesal dan benar-benar
membenciku, sampai-sampai dia tidak mau berbicara kepadaku saat aku berkunjung
ke desa jerama ini.
Aku dan aleka selalu berbeda pendapat tentang
cara kelangsungan hidup masyarakat di desa jerama ini, untung saja ketika aku
memberikan pelajaran Bahasa Indonesia kepada anak-anak pedalaman di desa
jerama, Aleka mau membantuku meski raut wajahnya masih kesal terhadapku. Aleka
menganggap sytem pembelajaranku tidak akan membuat anak-anak pedalaman di desa
Jerama memahami bahasa indonesia yang aku ajarkan, apalagi dengan cara menuliskan
huruf-huruf di atas Batu.
Aleka sangat memahami prilaku anak-anak
dan penduduk lokal desa jerama. Aleka mengambil alat peraga seadanya seperti
ranting pohon, tulang ikan, rumput dan apa saja yang ada di sekitar tempatku
mengajar. Aleka memberikan permainan dengan alat peraga yang sudah dikumpulkannya,
dia mengambil satu persatu lalu menyuruhku untuk menyebutkannya, lalu anak-anak
jerama dibimbing untuk mengucapkan apa yang aku sebut. Begitu pula aku dan
Aleka secara berulang-ulang memberikan pengenalan terhadap alat peraga yang ada,
kedalam Bahasa Indonesia.
Seiring
berjalannya waktu kedekatanku bersama Aleka semakin maju, setiap pulang dari
kerja, aku selalu menemui aleka, tapi bagaimana caranya untuk mengungkapkan isi
hati ini.
Musim
hujan pun datang, jarak tempat tinggalku dan desa jerama cukup jauh melintasi 2
bukit yang terbentang di tengah-tengah hutan. Aleka selalu mengeluh ketika
musim hujan tiba. Penduduk lokal pedalaman harus mengungsi dibalik bukit,
karena wabah nyamuk yang mematikan selalu datang menghampiri ke tiap-tiap penduduk,
disaat musim hujan tiba.
Malam itu aku membantu Aleka mengungsikan
penduduk desa jerama dibalik bukit ke tempat yang lebih aman. Suasana hujan
deras mempersulit aku dan aleka dalam mengungsikan penduduk. Ditengah-tengah
perjalanan, aleka berbicara kepadaku, “Jika aku tergigit nyamuk yang mematikan,
apakah kamu masih mau menjadi sahabat terbaikku dan guru bagi penduduk lokal
jerama?
Bibir
ini sungguh terasa berat untuk menjawab pertanyaan dari aleka. “Kenapa kamu
berbicara seperti itu??” tanyaku dengan menatap matanya yang biru itu lebih dalam
lagi. Aleka menjawab dengan begitu yakin “Dari awal kita bertemu saat praktik
kerja lapangan, aku sudah merasakan bahwa kamu mencintai aku, tapi kamu tidak
menunjukkan rasa cintamu kepadaku hingga aku lebih menyukai Remon. Dan saat ini
kita dipertemukan kembali di desa jerama. Aku hanya ingin memastikan kembali,
bahwa kamu mencintai aku, aku yakin jika kamu tidak mencintaiku kenapa kamu mau
membantu penduduk desa jerama?” (ternyata
aleka merasakan getaran cinta yang kurasakan setelah sekian lama aku pendam
selama Praktik Kerja Lapangan, 7 tahun yang lalu).
“Jujur dari perasaanku yang paling dalam
aku memang jatuh cinta kepadamu aleka, namun aku tidak berani mengutarakan
cintaku kepadamu saat praktik kerja lapangan 7 tahun yang lalu. Di lubuk hatiku
yang paling dalam, ini adalah panggilan
hidup, aku ingin memajukan penduduk desa jerama ini untuk mendapatkan pelajaran
yang lebih layak.” Setelah aku menjawab pertanyaan dari aleka, aleka langsung memeluk
ku dengan erat. Aleka mengucapkan kata yang selama ini aku tunggu ”Aku sangat
mencintaimu “tepat terdengar jelas di telinga kiriku, jantung ini berdetak
lebih kencang dari biasanya, sampai-sampai aku terdiam dan terbawa suasana
dibawah Guyuran hujan Deras. (saat
seperti inilah yang sudah lama aku harapkan. Kenapa baru sekarang aleka, aku
juga sangat mencintaimu aleka).
Tidak
berlangsung lama rombongan penduduk
yang dibawa aleka terpeleset ke lereng bukit, untung kami membawa akar pohon
sebagai alat pegangan selama perjalanan, aku berlari menarik akar pohon yang
mereka pegang dan aleka pun ikut menarik.
Aleka
mengikatkan akar pohon ke pinggangnya lalu melingkarkan kembali ke batang pohon
yang sangat besar, aku dan penduduk yang terperosot ke lereng bukit saling
tarik menarik dibawah hujan deras, bebanpun terlalu besar (6 orang) sedangkan rombongan di depan tidak mengetahui keadaan
kami. Aku terjun langsung kelereng bukit dengan mengikatkan akar pohon
dipinggangku yang sudah terikat di pohon besar.
5 orang berhasil naik ke atas, 1 orang
masih bersusah payah untuk naik ke atas sambil memegang akar pohon yang
sebentar lagi mau putus. Aleka dengan cepat menarik tangan penduduk lokal itu
hingga ke atas, tapi sayang akar pohon yang aku ikat terputus saat aku akan
kembali ke atas. Dengan cepat aku meraih akar pohon yang di ikatkan aleka ke
pohon besar, aleka mencoba meraih tangan kiri ku. “Ayo Pangeranku! kamu pasti
bisa. Jangan hiraukan akar pohon yang aku lingkarkan ke pinggangku!” jika aku
menarik tangan aleka, aleka pasti akan sulit bernapas karena beban ku terlalu berat,
sedangkan akar pohon yang melingkar di pinggang aleka terus mengencang. Aku
berharap penduduk yang berhasil naik ke atas meminta bantuan ke penduduk
lainnya untuk menolong kami.
“Aleka
jangan kau paksakan dirimu untuk menolongku !!!
“
aku tidak pernah membiarkan orang yang aku cintai Mati di hadapanku”
“
Sudah lepaskan saja tangan ku ini!!!
“
TIDAK akan ku lepaskan selama a a a ku mmm asih (nafas
aleka semakin menipis akibat akar pohon yang melingkar di pinggangnya tidak
bisa menahan beban) penduduk lokal desa jerama lainnya, belum juga datang.
Aku terus meyakinkan aleka untuk membuat keputusan yang terbaik yaitu
melepaskan tanganku, kalo tidak dilepaskan, aleka akan ikut terjun bersamaku.
“
ALEKA CEPAT LEPASKAN TANGANKU !!!
“ttt
iiii daaak Akan ku lepaskan sampai penduduk jerama datang menolong kita..”
“Tapi
BEBAN ini terlalu berat NANTI kau akan MATI kehabisan nafasmu!!!”CEPAT lepaskan
TANGANKU ALEKA!!!!
Jika
dibiarkan terus Aleka akan MATI. Tangan kananku memukul tangan aleka mencoba
melepaskan genggaman aleka. Dan aku memilih pilihan untuk menjatuhkan diri.
Disaat aku terjatuh, aku hanya bisa menatap aleka berteriak memanggil namaku,
dan itu saat terakhir kali aku melihatnya dan mendengar suara aleka. Lalu semua
begitu gelap dan sungguh gelap..
Disaat seperti ini, entah mengapa aku
begitu lega. Karena apa yang aku pendam selama ini, apa yang aku inginkan dan impikan
untuk bertemu dengan pujaan hati sudah terjawab dari bibir seorang wanita keturunan
belanda, berwajah cantik, bermata biru yang sangat aku cintai. Selamat Tinggal
ALEKA.
Walaupun kita tidak bisa bersama, tapi satu
keinginanku. Tetaplah setia dalam menjaga penduduk desa jerama ini. Karena
dengan begitu, rasa cinta yang abadi ini akan terus terjaga dan dengan begitu,
kamu akan terus mengingatku.. Aleka.
Di
depan Gang Rumahku jl wahid hasyim yogyakarta
Cerpen
Horor by: Angga pebria wenda Mahesta
Sore itu aku melintasi Rumah yang sangat
besar bekas peninggalan Belanda, kata warga, rumah itu sudah kosong selama 24
tahun, cukup lama juga ya, untung saja sekarang sudah dihuni. Pas banget di
depan Gang Rumahku di yogyakarta.
Ya sepertinya ada tatangga baru ku, asik-asik
punya tetangga baru,mereka baru saja pindah ke rumah itu,aku melihat barang-barang
mereka baru dimasukan satu persatu kedalam rumah,dan dua mobil box yang sedang
parkir di halaman samping rumah itu menambahkan pemandangan betapa ribetnya
kalo pindahan dari rumah lama ke rumah baru,lihatlah 10 orang berbadan kekar
itu,mengangkat satu persatu barang-barang dari mobil Box ke dalam rumah itu, tapi
sudahlah tak sabar aku ingin menyapa tetangga baru.
Aku memberanikan diri untuk menyapa,Hei
Tetangga baru ku,dengan melambaikan tangan aku berteriak,lalu ada seorang wanita cantik keturunan sunda dan
orang tuanya turut menyambutku,”mari mas
mampir”,iya bapak,ibu dan mbak”,besok saja ya,nunggu semuanya sudah gak pada
sibuk hehhe”,sepertinya keluarga mereka sungguh ramah padahal aku baru ketemu
hari ini,apalagi anaknya cantik juga.
Malam
hari aku berbicara kepada orang tua ku,tentang tetangga baru di gang depan
rumah,lalu papa dan mama menjawab,
“paling
Cuma bertahan 3 bulan saja??”
“maksudnya
apa, kok papa dan mama ngomong seperti itu”
“lihat
saja besok mas, mas belum tahu ceritanya sih jawab mama sambil berjalan menuju
dapur,”
Dirumah tersebut banyak hal ganjil
bermunculan”mendengar cerita mama dan papa, rasa penasaranku semakin
menggebugebu,lalu aku duduk manis mendengarkan semua Cerita dari papa dan
mama,kebetulan aku anak satu-satunya dikeluargaku,papa berkerja di pabrik susu
sedangkan mama sebagai ibu rumah tangga, sehari-hari aku menyelesaikan
perkuliahan jurusan psikologi di kampus terkenal di yogyakarta.
Jarak antara kampus dan rumah ku cukup
dekat, 8 meter sudah sampe,kadang aku berjalan kaki,walaupun aku mempunyai
motor aku tidak malu untuk berjalan kaki.
Tugas yang menumpuk membuatku pulang larut
malam sekitar pukul 22.45,aku melintasi rumah tetangga baruku,kali ini aku
sungguh beruntung,bisa berkenalan singkat
di depan rumahnya,ternyata bapaknya bernama Aceng seorang wirausahawan,ibunya
bernama widarsih sebagai ibu rumah tangga dan dia anak semata wayang sama
sepertiku,yang bernama winda gadis keturunan sunda masih SMA kelas 3,tinggi
188cm,berambut pendek,bermata sipit,badannya seperti model,mereka baru saja
bercengkrama di teras rumah.
Keesokan harinya aku melintasi rumah
winda,aku sengaja tidak membawa motor memutuskan untuk pergi berjalan kaki menuju
kampus,sekarang jam 8 pagi,besar harapanku untuk mengenal winda lebih dekat
lagi,barang kali winda mau jadi pacar ku hehehhe mumpung masih jomblo,ternyata
aku bertemu winda pagi ini,sungguh beruntungnya aku,terimakasih TUHAN,winda
kelihatan bingun di depan teras rumah,sambil melihat jam tangan yang melekat di
tangan kirinya,”pagi dek”,dek winda mau berangkat ke sekolah ya,”iya mas,mas kebetulan
sekali mas lewat di depan rumah saya,hari ini bapak lagi sakit mas jadi gak ada
yang nganter,maksudnya mas mau gak ngantarin winda ke sekolah??.
Jantung ku berdetak lebih kencang seperti
senar drum yang di pukul saat rombongan pawai karnaval berlangsung,apa yang
harus aku lakukan ya??tidak mungkin aku menolak,aku kan juga kuliah pagi,tanpa
pikir panjang aku segera mengantar winda ke sekolah.
”mas
terimakasih ya,sudah mau ngantar winda”
iya
dek sama-sama,ya sudah aku tak pulang kerumahmu dulu ngantar motor,mas juga ada
kuliah pagi ini”
“gak
usah balik kerumah ku mas,mas bawa saja motornya,nanti jemput aku jam 2 siang
ya”
“hah
masak mas disuruh bawa motor dek winda,nanti gak enak sama mama dek winda loh”
“sudah
gak apa-apa,nanti aku telpon mama,santai aja mas,yang penting nanti winda
dijemput tepat waktu ya mas”.
Mimpi
apa aku semalam ya,pagi-pagi sudah berhasil mengantar winda ke sekolahnya,aku
memasuki gerbang kampus dengan penuh semangat,sampai-sampai aku tidak parkir di
parkiran kampus.
Nanti jam 2 siang aku kembali ke sekolah
winda betapa senangnya hati ini,sekarang baru jam setengah 2,sebelum ke sekolah
winda aku menyempatkan makan siang dulu di kantin kampus,sambil makan siang aku
melihat berita yang ditayangkan di Televisi kantin,pembawa berita itu
mengatakan: Telah terjadi pembunuhan sadis di depan gang jl wahid hasyim
jogjakarta korban berjumlah satu keluarga yang baru saja menempati rumah baru
tadi malam tepat pukul 23.00WIB,satu keluarga tewas mengenaskan dan seluruh
barang dirumah hilang di ambil perampok,diperkirakan perampok berjumlah 10
orang menggunakan 2 mobil Box.
Aku langsung mencari kunci motor di dalam
saku jaket,kok tidak ada kunci motornya,aku berlari ke arah motor yang aku
parkirkan di samping gedung jurusanku,siiial motornya juga tidak ada???aku
bertanya kepada pak satpam,pak satpam tidak melihat motor itu dari tadi
pagi?Tidak mas,malah bapak satpam dan satpam lainnya melihat kamu jalan kaki
menuju kampus tadi pagi,aneh sekali,aku berlari menuju rumah winda dengan
pikiran kacau balau,tidak tidak tidak mungkin terjadi,berita itu pasti bohong.
Dari kejauhan nampak sekumpulan Warga dan
polisi berada di rumah winda,badan ku langsung lemas,wajah ku pucat,badan ku
bergetar dan keringat dingin keluar membanjiri tubuh ku,aku tidak sanggup
mendekati rumah itu,aku berbalik arah memutar untuk kembali kerumah ku,tapi tetap
saja aku kembali kerumah itu dari kejauhan aku melihat warga membantu polisi
mengevakuasi korban.
Semoga
amal ibadah bapak aceng,ibu widarsih dan winda diterima disisinya amiien.
Sebut saja Bunga
cerpen horor By: Angga Pebria wenda mahesta
Bingar-bingar malam Kota yogyakarta
membawaku untuk segera beraktifitas,tinggal jauh dari orang tua, aku semakin terjerumus
dalam kehidupan malam,kota sejuta pelajar atau lebih sering disebut kota Pelajar,ya
dikota ini aku menjadi mahasiswi disalah satu perguruan swasta,tapi tidak
pernah masuk kuliah jadi hanya kedok saja supaya orang tua mengirim terus Uang
bulanan.sesungguhnya aku tidak mau menjadi seperti ini,tapi beginilah aku
memaknai kehidupan.
Pukul 23.36 aku bersiap-siap ntuk pergi ke
club malam dan bertemu dengan para lelaki hidung belang,jarak antara kost dengan
club malam itu tidak terlalu jauh,sesudah aku berdadan ala selebritis yang
hendak menghadiri pesta,aku memanggil taxi,sebenarnya aku mempunyai motor tapi
dari pada aku tepar dan jika mabuk berat,nah gimana dong dengan motorku??aku
memilih jalan yang salah selama 3 tahun berjalan tanpa arah,tapi sudahlah aku
gak akan pernah menyesali apa yang aku perbuat.
Dentuman alunan nada Dj dengan Beat yang
cepat memacu darahku untuk segera bergoyang dilantai Dj padahal aku belum
mabuk,tiba-tiba seorang lelaki yang memakai kemeja orange menghampiriku,boleh
gabung bergoyang? Ya silahkan,aku berpikir pasti ini lelaki hidung belang,tidak
aneh lagi aku menyikapinya.Nama ku Mark,aku Bunga.kok kamu sendirian
bunga?siapa bilang sendirian disini rame kok”maksudku kamu gak sama teman-teman
mu?enggak lagi pengen sendiri”perinsipku pertama yang harus dilakukan adalah,
harus jual mahal dulu,dan bikin dia penasaran.
“mau
minum gak dimejaku bunga?kalo gak mahal minumannya aku enggak mau kemejamu
Mark”iya-iya ayo kemeja ku,nanti kamu tinggal pilih mau minum merek apa saja
boleh.
Akhirnya malam itu aku berpesta bersama Mark
dan teman-temannya,entah berapa seloki(gelas kecil) aku menenggak dan menghabisi semua isi Botol yang Bermerek
internasional,alunan Dj pun semakin mendekat sampai kedalam otak,hingga aku
terbawa pengaruh alam bawah sadar dan terbenam oleh indahnya Alkohol.
Malam itu aku sudah tidak sadar lagi entah
apa saja yang aku perbuat,ya seperti ini keadaanku setiap malam tanpa
memikirkan hari esok.aku terbangun sudah ada di kost dan melihat jam dinding
yang menempel ternyata sudah jam 2.36 perut ini terasa lapar karena minuman
alkohol yang menguras semua tenaga,aku segera membasuhkan diri kedalam kamar
mandi lalu bergegas menuju Rumah makan.
Sesudah aku mengisi perut,tiba-tiba mama
menelponku”hallo ma ada apa ma?tumben-tumben mama bertanya,gimana dengan
kuliahmu bunga?kapan kamu selesai kuliah???sesaat aku terdiam dan berpikir
semua biaya yang sudah dikeluarkan buat kuliahku?iya mama,2 tahun lagi selesai
kok.”ingat Umur loh Bunga,jangan kelamaan nanti kau Tua dikampus,ya enggak lah
ma.
Aku kembali menuju kost dan kenapa aku
selalu merasa bersalah oleh mama papa dan kedua adik ku atas semua perbuatanku,apa aku berhak hidup
seperti biasa tanpa bingar-bingar kehidupan malam sudahkah Tuhan memberi kesempatan buat aku untuk
bertobat.disatu sisi aku terjerat belenggu hitam yang tak berujung dan kemana
aku harus bertindak,Tuhan tolong anakmu ini,aku hanya anak yang kemarin baru
lahir hingga tersesat dan tak tahu jalan pulang menuju Rumah mu Tuhan.
Malam pun menjemputku untuk segera mengajak
berpesta hingga tak sadarkan diri,tetapi hati ini terus menolak hingga aku
mencoba terbebas dari hawa nafsu indahnya malam. Aku terus memanggil-manggil
Tuhan,Tuhan aku ingin mengenalmu lebih dekat lagi dan bebaskanlah aku dari
perbuatan yang sudah menjerumuskan aku dan lancarkanlah kuliahku.
Tapi godaan Setan-setan malam menyeretku
hingga kelantai Dj,dan menjalani Rutinitas seperti biasa malam yang penuh dengan
hura-hura,kesenangan,hawa nafsu dan kebiadapan yang tak seharusnya aku
lakukan,mata mulai berat dan raga mulai tergoncang beriramakan dosa-dosa
malam,aku tak mengerti kenapa aku menjadi seperti ini?aku tak akan pernah tahu
bagaimana ceritanya aku terjerumus?aku akan selalu mencari-cari jalan terang
yang mengubahku menjadi lebih baik,bukan untuk hari esok saja tapi untuk
selama-lamanya.
Pagipun menjemput dengan senyum Matahari
yang siap membakarku,entah sampai mana aku berjalan menuju kost,uangpun habis
tanpa sisa, lagi dan lagi aku berpesta dengan orang-orang asing dan pria hidung
belang.aku menelpon mama,”ma uang Bunga sudah habis,sudah dikirim belum?cepat
di kirim ya mama,harus hari ini!!!sungguh aku membuat mama menjadi sakit,tidak
seharusnya aku meminta mama dengan nada yang kasar,”sabar ya Bunga mama lagi
gak punya uang,nanti mama minta kepada papa mu,”Awas ya kalo enggak di kirim
hari ini!!!.
Aku menunggu di depan mesin ATM yang
tersenyum kepadaku dan terus memanggil-manggil aku,Menyuruhku untuk segera
masuk dan mengambil uang,tapi keadaanpun berbeda,papa menelpon hallo pa”Bunga
apa kau tidak berpikir dengan perkataanmu tadi kepada mama,mama sekarang jatuh
sakit,anak yang tak tahu diri!!! Bisanya hanya meminta uang,kuliah gak
kelar-kelar mau jadi apa kamu!,intinya aku dimarahin habis-habisan oleh papaku.dan
hari itu juga aku dikirim uang hanya 250 ribu perbulan.
Aku harus memutar otak supaya aku dapat
uang lebih untuk bersenang-senang karena mulai bulan ini aku hanya dikasih uang
250 ribu,uang bulanan ku kemarin 2 juta 300 ribu,belum ada sebulan sudah minta
lagi,huufftttss apa boleh buat.aku harus mencari kerja.
Entah berapa kali aku menampakkan diri
dikampus sehingga hari itu aku menjadi pusat perhatian semua para lelaki yang
berada di kelas,aku tidak begitu cantik tapi cara ku berbicara dan berinteraksi
adalah nilai plus yang aku punya,tinggiku 178 beratku 67 kg bermata coklat,berkulit
sawo matang berambut panjang dan terurai berantakan,darahku bercampur oleh
kebangsaan Spanyol dan indonesia,mama ku indonesia papa ku berdarah spanyol
tapi sudah lama menjadi warga negara indonesia,Next maksud dan tujanku datang
ke kampus ini adalah mencari pekerjaan,barangkali aja aku dapat memanfaatkan
teman-teman yang satu jurusan sama denganku,aku duduk di tengah-tengah dan
lelaki disamping kananku bertanya kepadaku,Kamu anak baru ya”enggak sudah lama
kok”kok aku baru lihat kamu,sahut lelaki yang memakai kacamata,ternyata dia
anak orang kaya dari juragan sembako didaerah yogyakarta.perkenalkan namaku
Bunga kamu?aku Mahest,sstttt nanti aja kita ngobrol di kantin y,dosen kali ini
lebih Galak dari sebelumnya.
Obrolanpun berlanjut bersama Mahest seorang
anak orang kaya dari juragan sembako,orangnya tidak begitu menarik tapi aku
yakin bisa memanfaatkan perkenalanku ini.hari-haripun aku berhasil menaklukan
Mahest segala keperluan hidupku kini aku gantungan kepadanya.
Hingga suatu saat aku diajak makan malam
bersama keluarga besarnya,entah kenapa dimalam itu aku begitu nyaman dengan
keluarga besar Mahest apalagi dengan bapak-ibunya,apa aku salah memberi harapan
palsu yang tak berujung ini untuk Mahest dan keluarganya.
Sudahlah aku gak mau ambil pusing,rutinitas
malam pun menjemputku untuk kembali ke bingar-bingar indahnya malam,lampu disco
dan dentuman alunan nada beat dari Dj ternama menggema di telingaku,handphone
ku berbunyi dan bergetar di meja,Mahest menelponku,aku segera masuk kamar mandi
dan mengangkat telepon dari Mahest,”Kamu dimana Bunga”enggak dimana-mana,kok
suara musicnya gede banget,kamu lagi dugem ya??”kalo iya kenapa!! Dengan Nada
tinggi dan penuh Emosi aku menjawab,APA?? oh gitu ya,ya sudah selamat
berpesta.”Tanya-tanya kayak pembantu aja!!entah kenapa malam itu begitu penuh
dengan emosi,kenapa aku mengecewakan Mahest ya.
Padahal aku baru saja mengenal keluarga
besarnya,Ternyata Mahest menyusulku ke club malam,entah darimana dia tahu
tentang kebiasaanku dan seluruh perjalanan hidupku,bahkan dia tahu siapa nama papa
dan mamaku.Aku diseret keluar dari club malam,hingga security(satpam dan
petugas keamanan) memisahkan aku dan Mahest.
Hingga kejadian keributan yang aku buat di
club malam tersebut aku terkena Sangsi Black List (tidak boleh datang lagi) ya beginilah
aku,aku sudah Muak dengan semuanya termasuk diriku sendiri...ini hidupku kenapa
orang lain mengaturku,emang aku salah dengan kehidupanmu!!!
Aku terus meratapi Nasib ku dengan segelas
minuman berakohol tinggi,hingga aku Terbang meninggalkan raga ini,aku melihat
jelas ketika aku terbang keatas, meninggalkan semuanya,dengan memakai baju
putih dan bersayap aku pergi kesuatu tempat,dimana disana terdapat kehidupan
yang sangat tenang dan damai tanpa ada,Kebisingan suara sedikitpun.Oh TUHAN ini
kah yang namanya Surga.
Tiba-Tiba aku terjatuh dari tempat tersebut
dan menghempaskan diri ke Bumi dengan kecepatan tinggi,lalu Bola Api Menabrak
ku dan membakar seluruh Raga ini,Aku tersentak dan terbangun Melihat sekitar
Kamar ku sudah terbakar oleh puntung rokok yang masih menyala,entah berapa kali
aku sering lupa menaruh puntung rokok kalo sudah mabuk berat,hingga membakar
tempat tidurku,aku segera keluar kamar namun Apa daya pintu ku terkunci,aku gak
tahu kunci kamarku aku taruh mana.akibat minuman berakohol tinggi membuatku
Mati terbakar secara mengenaskan.
Aku
mencoba membuka mata dan bingung kenapa mama papa dan kedua adik ku,memakai
baju hitam dan menangis,serta banyak rombongan dari keluarga besarku menangis,ada
apa ini,aku melihat raga ini sudah keluar dari jasadku.aku segera memeluk mama
tapi tidak bisa,aku mencoba memeluk papa,tapi tetap saja tidak bisa.
Satu persatu kerabat,keluarga dan sahabatku
sudah meninggalkan pemakamanku,tapi kenapa lelaki ini masih saja
disini,ternyata lelaki ini adalah Mahest,Bunga maafkan aku,tidak seharusnya aku
marah dan meninggalkanmu pada saat itu.tapi terimalah cicin ini sebagai lambang
cinta aku kepadamu,sejak pertama kita bertemu aku sudah tahu tentang kamu dan
keluargamu,dan semua keluarga besarku sudah setuju tentang keiinginanku
menjadikanmu sebagai istriku,Mahest meletakan cicin tersebut di atas
pemakamanku.aku yakin suatu saat nanti kamu akan memakai cincin ini.keluarga
besar ku tidak tahu tentang kepergianmu.biarlah aku simpan rapat-rapat tentang
kepergianmu Bunga.
Lalu Mahest meninggalkan pemakamanku,dan
langitpun mulai gelap lalu hujan pun turun dengan derasnya,aku masih berdiri
disamping pemakamanku dan melihat cincin yang diberikan Mahest.apa aku terlalu
bodoh ya sehingga kebodohanku telah menyakiti semua orang yang dekat kepadaku.hingga
sampai aku mati ,TUHAN tidak mau
menerimaku.
Apa
yang harus aku lakukan di dunia lain ini,apa ku sudah Menjadi Hantu????
Kesalahan yang paling fatal aku perbuat
adalah Pintu terkunci,kuncinya gak tahu kemana
lalu mabuk berat dan meninggalkan
puntung Rokok yang masih menyala di atas kasur,SIIIiiiiaaaalll.Tuhan apa ini
cobaan yang kau berikan,terus kenapa aku dibiarkan Tuhan Hidup menjadi Hantu.
(Bersambung)
Keabadian cinta membawaku
terbelenggu oleh dunia yang berbeda hingga seseorang dengan singkat mencintaiku
dan merasakan kehadiranku didunia yang berbeda.
Aku terus terbang menuju awan melihat
kebawah mengetahui aktifitas semua orang yang aku kenal aku terjaga oleh
kenyamanan yang membuatku membuka mata.kenapa aku sungguh menyesal,iya aku
sangat sungguh menyesal atas perbuatanku didunia yang hina itu.
Lalu
cincin ini kenapa aku bawa,padahal Mahest baru beberapa hari saja mengenalku
dia sudah mengajak ku menikah,dan apakah dia mau menikahi seorang Hantu??sudahlah
aku tak mengerti semua ini.
Aku
menuju rumah tercinta,iya aku terbang menuju rumah mama dan papa berserta
adik-adik ku,aku kangen akan keluargaku,aku sangat menyesal oleh kepergianku
yang membuat semuanya berantakan,mama terus menangis hingga saat ini,papa dan
mama sudah tidak akur lagi,begitu juga kedua adik-adik ku,mereka menjadi
berbeda ketika aku telah tiada.
Tidak sanggup lagi aku melihat keadaan
mereka,apakah TUHAN melupakanku dan sangat membenciku Semoga saja ada sebutir
harapan,huufftttss setelah berhari-hari gentayangan gak jelas mau kemana,tiba-tiba
cahaya putih datang menghampiriku,aku kaget siapa kamu??”aku adalah
Malaikat”kamu harus melakukan perbuatan baik di dunia kalo ingin kamu hidup
kembali?apa kamu serius??? Dan malaikat itu langsung pergi begitu saja.Apa yang
harus aku lakukan adalah berbuat baik membantu orang yang mengalami kesulitan.
Kembali ke jalan melihat aktifitas
orang yang berada di kota yogyakarta ini,jam malam pun sudah menjadi 1
dinihari,apa yang harus aku perbuat??sepertinya semua orang tidak mengalami
kesulitan,hingga aku bertemu seorang gadis kecil yang bernama alea,alea sama
sepertiku,dia telah tiada sejak kecelakaan yang menimpanya 4 tahun silam.
Kamu bisa melihatku”jelas sekali aku bisa
melihatmu’kamu tidak takut???Tidak ,kan kita sama??maksudnya aku sudah tiada
sama sepertimu.aku Bunga?aku alea?Bunga nama yang bagus,kenapa kamu dijalan
sendirian,iya dijalan ini aku mengalami kecelakaan,kalo kamu karena apa?aku
bilang saja TUHAN salah mengambil keputusan hingga aku menjadi seperti ini.
Alea adalah sesosok gadis yang
manis,rambutnya panjang terurai begitu saja,jika dia mulai sedih mukanya
berubah pucat dan kepalanya meneteskan darah segar lalu matanya mulai hilang.
Aku sama sekali tidak takut melihat alea
berubah wujud ketika dia mulai sedih saat menceritakan masa lalunya.kak Bunga
maukah kau membawaku bertemu bapak ibu ku.emang orang tuamu asli jogja?kalo
disekitar sini aku bisa membantumu gadis manis.aku sudah lupa dimana orang
tuaku berada maukah kamu mencarikannya buat ku??”apa ,aku terdiam dan kemana
aku harus mencari kedua orang tua alea.
Jika
ketemu orang tuanya mungkin sama sekali tidak bisa melihat alea,kan aku sama
alea sudah menjadi hantu.
Aku berusaha meyakinkan alea kalo kita sudah
tidak bisa bertemu orang yang kita sayangi,kita akan menemukan kebahagiaan yang
abadi,jadi gak usah bersedih lagi ya alea.Malaikat tadi yang bertemu denganku kembali
muncul dan mengambil alea langsung terbang keatas.
Ya ampun kenapa Malaikat itu langsung pergi
membawa alea,..padahal aku masih ingin bersama alea.Aku termenung dan meratapi
semua ini sambil melihat Tugu yogyakarta yang penuh dengan orang yang lagi asik
berfoto.
Pagi pun menjemput dan kilauan matahari
membuat ku berjalan mencari tempat untuk berteduh.karena aku bukan manusia jadi
rasa laparpun tidak pernah aku rasakan sampai saat ini.kota yogyakarta tidak
pernah tidur ada aja orang yang melintas,gak peduli itu jam berapa,aku duduk
dan melihat kali code dari sebelah jembatan yang berada tidak jauh dari tugu.aku
mencoba terjun bebas ke dalam sungai code,tapi tetap saja aku mengapung diatas
air,entah berbagai cara aku lakukan untuk membuat diriku celaka tapi tetap saja
aku selamat,ya namanya saja sudah menjadi hantu.
Selama 4 bulan aku menjadi hantu dan
berbagai macam bentuk teman –temanku yang berasal dari duniaku saat ini telah
aku temui,hingga Malaikatpun menjemputku,”kenapa kamu tidak menolong orang yang
mengalami kesulitan Bunga??”aku harus berbuat apa?dikota ini sudah banyak orang
baik,jadi mana mungkin aku menolong tanpa sebab.sekarang kamu lihat kehidupanmu
sebelum kamu meninggal.
Aku dibawa malaikat kembali dimana
masa-masa terburuk aku menjalani kehidupan malam,”apa kamu melihat tingkah
lakumu itu Bunga??apa itu yang membuatmu bahagia ada di dunia ini.Apakah kamu
menghabiskan sisa kehidupanmu untuk bersenang-senang?dan membuat orang
disekitarmu kecewa??lalu Malaikat mengajak ku melihat mama dan papaku,ini kedua
orang tua mu,”mereka bersusah payah mencari Uang dan selalu mendoakanmu
berserta adik-adikmu disetiap saat,disetiap waktu”apakah kamu berdoa untuk
mereka dan untuk kedua adikmu bunga!!!”hanya air mata dan penyesalan yang tak
berujung,sehingga aku tak sanggup melihat ini semua”.
Malaikatpun membawaku ke tempat
peristirahatan terakhirku,sekarang masuk lah kedalam jasadmu bunga::Bolehkah
aku meminta sesuatu dari kamu Malaikat?aku harus melakukan sesuatu untuk kedua
orang tua ku dan adik-adik ku,”apa yang kamu minta Bunga”aku mohon supaya TUHAN
memberikan berkat yang melimpah buat mama papa dan kedua adik ku,supaya mereka
hidup sejahtera tanpa ada kekurangan sedikitpun.
Dan Aku membuka Mata,lalu aku melihat
suasana kamar yang begitu sama persis seperti kamar kost ku,aku melihat botol
minuman yang aku minum dan puntung rokok berjatuhan di atas kasur,segera aku
ambil dan mematikannya,TUHAN memberiku satu kesempatan,terimakasih Tuhan,lalu
aku melihat Cincin yang diberikan Mahest,ternyata nyata masih melingkar dijari
manis ku.
Lalu aku mendengar suara ketukan kamar
ternyata mama papa dan kedua adik ku datang menemuiku,betapa senangnya hati
ini,Terimakasih TUHAN.