#Setelah Dipimpin Presiden yang Doyan Nyanyi, Indonesia akan
Dipimpin Satria Bergitar?
Jika anda aktif mengikuti perkembangan
politik saat ini, terutama sehubungan dengan bursa Pilihan Presiden tahun 2014
mendatang, tentunya anda sudah tidak asing dengan berbagai calon yang ingin
maju ke kursi politik paling bergengsi setanah air tersebut. Dan tidak
tanggung-tanggung, untuk tahun 2014 nanti nampaknya semua calon presiden bukan
hanya didominasi oleh para politisi kelas atas Indonesia. Banyak sekali calon yang
merupakan pebisnis kelas kakap. Dan hal yang bisa anda rasa aneh adalah
banyaknya calon yang semula seolah-olah tidak mengerti politik dan tidak
mengerti pemerintahan malah dengan congkaknya menggadang-gadang akan
mencalonkan diri.
Calon Presiden Lucu Indonesia?
Farhat Abbas adalah salah satu contohnya.
Oke, mungkin posisinya sebagai pengacara kondang tanah air bisa memberi sedikit
angin segar yang mungkin bisa memberikan masukan penting bagi
pemerintahan dalam bidang perbaikan hukum tanah air yang seringkali selalu
berputar-putar tak ada ujung pangkalnya. Namun nggak disangka nggak dinyana
justru harapan ini langsung sirna seketika. Sosok pengacara yang seharusnya
lebih ngeh dalam bidang hukum dan penggunaan
tata bahasa yang baik dan beretika dalam melontarkan pikiran atau pendapat
malah seolah tidak dimilikinya. Alhasil suami Nia Daniati yang sempat
berkoar-koar akan mencalonkan diri sebagai presiden ini menuai banyak
kontroversi atas komentar pedasnya yang sangat nggak mutu.
Tokoh muda yang seharusnya bisa memberi
pemasukan berharga dalam bidang politik dan hukum ini malah lebih gencar
membuat penyataan-pernyataan yang menyulut amarah banyak orang dan jauh dari
kesan bijaksana. Belum lagi sedikit-sedikit Farhat menantang sumpah pocong
orang yang dikritisinya.
Hal ini saja sudah membuat eneg,
mana segi intelektualitasnya jika sedikit-sedikit mengancam dengan cara yang
tidak elegan ini? Untungya Farhat mungkin cukup sadar diri untuk tidak
meneruskan impian siang bolongnya yang kelewat batas.
SBY, Presiden yang Suka Nyanyi
Saat ini saja masyarakat tanah air sudah
cukup dibuat mual dengan perilaku presiden kita tercinta yang sangat doyan
sekali bernyanyi dalam setiap kesempatan. Entah benar-benar menyanyi untuk
menghibur masyarakatnya atau sedikit-sedikit menyanyi untuk menunjukkan kegalauannya
atas setiap masalah pemerintahan yang tengah dihadapinya. Jika Pak Presiden
tercinta terlalu gampang galau yang nggak penting, bagaimana mungkin rakyatnya
bisa merasa aman dan tentram dipimpin oleh pucuk pimpinan yang demikian?
Presiden atau pucuk pimpinan negara yang bijak adalah yang tahu kapan harus
berbicara yang penting, jika diperlukan, dan kapan saatnya untuk diam dan
menyimpan masalah atau kegalauan yang dirasakannya. Dan bukan sedikit-sedikit curhat
di media atau menumpahkan kemarahan secara tidak elegan terhadap pihak lain.
Lalu, sebagai presiden Indonesia selama dua
periode, apakah Susilo Bambang Yudhoyono sudah memberikan kepemimpinan yang
baik? Hal ini mungkin tergantung dalam hal bidang apa yang dibahas. Namun untuk
program pemberantasan korupsi yang dilakukannya, nampaknya kasus korupsi yang
terjadi di dalam lembaga pemerintahan masih tetap berurat akar dengan kuatnya
dan masih sama meresahkannya. Bahkan dalam masa pemerintahan SBY ini semakin
banyak koruptor yang adalah kaum muda. Para koruptor yang ditahan memiliki usia
yang jauh lebih muda dibanding masa pemerintahan presiden-presiden sebelumnya.
Dengan demikian program pemberantasan korupsi yang ada di tanah air dirasa
malahan semakin memperbanyak munculnya kasus-kasus korupsi yang lainnya. Kurang
tegasnya sanksi hukum dan juga aparat negara yang masih bisa disuap tetap
menjadi kendala utama sehubungan dengan pembersihan negara dari kasus korupsi
yang semakin merajalela ini.
Apakah Rhoma Irama Presiden yang
Kita Harapkan?
Jika dengan adanya Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono kita memiliki presiden yang suka menyanyi, apakah memiliki presiden
yang adalah seorang penyanyi akan menjadi solusi ampuh untuk mengatasi
permasalahan tanah air yang semakin menumpuk? Tidak demikian prediksi yang
mungkin muncul. Si Satria
Bergitar ini saya rasa
terlalu nggak nyadar posisi jika nekat mencalonkan diri sebagai presiden tanah
air. Apakah negeri ini akan diajak bernyanyi dan berdangdut ria dalam
menghadapi masalah yang benar-benar membutuhkan penyelesaian yang nyata,
seperti yang selalu dilakukan oleh Bang Haji ketika menghibur rakyatnya dalam
masa jayanya dulu?
Terlebih lagi sesuai dengan berita yang
diturunkan oleh news.liputan6.com pada hari Selasa 3 Desember kemarin Satria
Bergitar ini mulai mengoceh dengan dibumbui kata-kata berbau Inggris sehubungan
dengan wacana dan komentarnya untuk melakukan pembubaran MK. Apa hubungannya
Bang Haji dengan Vicky Prasetyo ya kok tiba-tiba ikut memakai istilah barat
dengan berapi-api untuk menyampaikan pendapatnya? Padahal segi ketinggian
intelektualitas seseorang tidak harus selalu dengan dibumbui bahasa asing jika
mereka berbicara di depan masyarakat bangsa sendiri.
Masyarakat Indonesia sudah selayaknya menjadi
lebih pintar untuk memilih pemimpin yang benar-benar berkualitas dan bukan
hanya bisa koar-koar dalam bahasa sok intelek. Kalau mau memilih presiden yang
tepat, maka pilihlah calon presiden yang sudah menunjukkan kerja keras yang
membuahkan hasil nyata dan bukan cuma modal janji dan omong kosong. Jangan pula
memilih masyarakat awam yang tidak tahu-menahu soal politik seperti Satria
Bergitar ini. Sudah saatnya kita butuh satria sejati yang bisa menyelamatkan
bangsa ini dari keterpurukan yang lebih parah. Siapakah kira-kira presiden yang
paling layak untuk memimpin bangsa ini? Kalau saya pribadi saya akan lebih
tertarik jika Jokowi mencalonkan diri. Sosok pemimpin yang humble, sigap dan menunjukkan
kerja keras nyata ini lebih patut diacungi jempol daripada mereka yang cuma
besar mulut dan minus prestasi nyata di bidang politik dan pemerintahan.
#Nilai Rupiah Masih Rendah dan Bisa Terus Turun Sampai 13 Ribu Per Dollar AS
Jika ada sesuatu yang patut dikhawatirkan oleh seluruh
rakyat Indonesia, salah satunya adalah rendahnya nilai rupiah mengingat saat
ini, nilai Rupiah masih rendah dan para analis bahkan
memperkirakan bahwa nilai Rupiah masih bisa turun lagi. Meski begitu, Bank
Indonesia menepis perkiraan yang dibuat oleh para analis serta pengamat yang
memperkirakan bahwa nilai Rupiah akan mencapai Rp 13.000,00 per Dollar AS
sampai akhir tahun ini. Sementara itu, bank sentral menjamin bahwa nilai Rupiah
akan tetap berada pada level aman sampai tahun 2014 yaitu ketika Bank Sentral
AS mulai melakukan penarikan likuiditas atau tapering off.
Menyangkut nilai Rupiah yang masih rendah, Solikin M Juhro yang menjabat
sebagai Head of Economic Research Group, Economic and Monetary Policy
Department BI juga turut angkatsuara dimana dirinya memproyeksikan bahwa nilai tukar Rupiah tak akan turun sampai angka Rp13.000,00 per
Dollar AS. Pada satu kesempatan saat dirinya menjadi pembicara di acara
International Seminar di Kementerian Keuangan yang digelar di Jakarta pada
Kamis, 5 Desember 2013, Solikin mengatakan bahwa nilai Rupiah tak akan turun
sampai angka Rp 13.000,00 per Dollar AS. Dirinya juga menyebutkan bahwa
meskipun pada awal tahun, nilai Rupiah harus mengalami penyesuaian akan tetapi
nilai Rupiah akan kembali ke siklusnya seiring berjalannya waktu.
Pada kesempatan yang sama, Solikin juga menambahkan
bahwa Indonesia mendapatkan hantaman pasar keuangan sejak bulan Mei sampai Juni
2013 yaitu pada saat Bernanke, Gubernur The Federal Reserve, mengumumkan
rencana untuk mengurangi stimulus secara bertahap pada tahun depan. Kabar
tersebut serta merta membuat hampir semua negara berkembang mengalami sebuah
guncangan yang hebat di pasar keuangan mereka mengingat nilai tukar mata uang
menjadi jeblok dan yield mengalami kenaikan tinggi sementara pasar saham merah.
Kondisi tersebut sendiri tidak hanya terjadi di Indonesia mengingat kondisi
yang sama juga terjadi di negara-negara yang melakukan pembukuan defisit
transaksi berjalan seperti pembukuan yang dilakukan di Indonesia. Itu berari
bahwa akibat dari kondisi tersebut bukan hanya nilai Rupiah
masih rendah namun juga rendahnya nilai tukar mata uang di berbagai negara lain seperti
India, Afrika Selatan, serta Brasil.
Solikin sendiri tidak menampik bahwa situasi pada
bulan Mei sampai bulan Juni lalu memang berat namun pihaknya menyikapi hal
tersebut secara proporsional. Kerja baik dilakukan oleh pemerintah serta pihak
Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Seperti diketahui,
kebijakan pemerintah serta Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan nilai tukar
Rupiah serta menekan defisit transaksi berjalan dengan tetap memegang teguh
prinsip prudent atau kehati-hatian terbukti membuahkan hasil positif dan
membuat pasar menyikapi situasi yang ada dengan baik. Imbas dari hal tersebut
juga cukup positif karena volatilitas Rupiah terhadap Dollar AS dapat kembali
terkendali berkat hal tersebut.
Meski begitu, Solikin juga menyebutkan bahwa isu yang
ada sebenarnya bukan hanya masalahtapering off atau penarikan
likuiditas saja. Akan tetapi, meski situasi yang ada masih terbilang agak
berat, pasar telah mulai adjust. Solikin juga menambahkan bahwa jika
fundamental kuat, maka nilai tukar pun akan mengikuti dan mengalami kenaikan.
Tak lupa, Solikin juga menyebutkan bahwa Bank Indonesia juga telah menyiapkan
bauran kebijakan yang bisa menjadi instrument yang dapat digunakan dalam
menghadapi kemungkinan adanya penarikan likuiditas dari AS. Bauran kebijakan
yang rencananya akan digunakan sebagai instrument untuk menghadapi adanya
kemungkinan tapering off atau penarikan likuiditas AS tersebut sendiri meliputi berbagai hal seperti
mengelola nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamental yang ada saat ini serta
secara konsisten menjaga pergerakannya. Cara tersebut, tentu bukan satu-satunya
cara yang akan dilakukan untuk menjaga nilai tukar Rupiah supaya tidak
mengalami penurunan yang drastis.
Seperti diungkapkan oleh Solikin, demi menjaga nilai
tukar Rupiah, pihaknya juga akan melakukan cara yang melibatkan berbagai bisnis
yang ada di tanah air. Salah satu cara yang dimaksud yaitu menjaga makro
ekonomi yang ada di Indonesia tanpa membiarkan meningginya volatilitas rupiah
disebabkan oleh adanya tekanan-tekanan pasar. Cara ini bisa membawa keuntungan
berganda mengingat manfaat yang bisa diraih dari cara ini bukan hanya
terjaganya nilai Rupiah, namun juga terjaganya bisnis-bisnis makro yang saat
ini beroperasi di tanah air.
Selain menyatakan bahwa pihaknya akan berusaha menjaga
makro ekonomi di Indonesia, Solikin juga mengatakan bahwa pihaknya juga akan
mengontrol dan memilah aliran modal yang sekiranya mendukung keuangan tanah
air. Kebijakan lain yang akan diambil yaitu kebijakan menyangkut pengelolaan
likuiditas kredit serta diadakannya koordinasi antara Bank Indonesia dan
Pemerintah. Berbagai solusi tersebut tentu bisa menjadi kabar baik bagi semua
warga di tanah air terlepas dari fakta bahwa nilai Rupiah masih rendah dan analisis
yang dilakukan oleh para pengamat serta analis yang memproyeksikan bahwa nilai
rupiah bisa saja terus mengalami penurunan.
Dilakuakan Pihak
Swasta dan Tidak Terkait Dengan Kemenkes
Akhirnya terkuak juga dari apa yang selama ini heboh menjadi sebuah kontroversi
publik mengenai program Kemenkes yaitu Pekan Kondom Nasional 2013. Ternyata PKN
ini bukanlah progam dari pemerintah yang dibicarakan banyak orang. Sekjen
Kemenkes yaitu Supriyantono mengatakan bahwa adanya program Pekan Kondom
Nasional bukanlah menjadi bagian program Kementrian Kesehatan melainkan program
swasta. Menurutnya ada beberapa kegiatan yang memang baru ada di tahun ini
seperti contohnya bus yang bergambarkan artis Julia Perez dengan gayanya yang
sensasional sebenarnya sudah diminta untuk tidak digunakan. Namun dalam
kegiatan ini yaitu PKN sudah menjadi sebuah kegiatan yang rutin diadakan
semenjak 2007 silam. Hal senada juga diungkapkan oleh Ali Ghufron Mukti selaku
Wakil Menteri Kesehatan yang membantah kegiatan itu dikelola oleh Kemenkes,
melainkan pengelolaannya sepenuhnya dari pihak swasta yang bekerjasama dengan
pihan KPAN yang sudah menjadi tugas pokoknya. Sementara itu, menurut Dipo Alam
selaku Sekertaris Kabinet tidak bisa menyembunyikan amarah dan rasa kesalnya
mengenai PKN ini dan menegur Menteri Kesehatan dan juga Kementerian Kesehatan
atas kegiatan kampanye PKN ini.
Ketika sebagian besar menyalahkan dari kegiatan Pekan Kondom Nasional ini yang
bisa mendorong seseorang untuk melakukan seks yang beresiko, Menteri Kesehatan
Nafsiah Mboi berpendapat selaku pembelaannya kepada publik dalam Konferensi
Persi di Hari AIDS sedunia di sekretariat KPAN (Komite Penanggulangan AIDS
Nasional). Dia mengatakan bahwa tujuan utamanya dengan adanya kegiatan kampanye
ini adalah untuk mengurangi penularan dari virus HIV yang ditularkan melalui
tindakan seks beresiko. Menurutnya, jika memang ada yang diberikan kondom
gratis ini kemudian dia melakukan seks, maka tandanya memang orang itu sudah
merencanakan sebelumnya.
“Mampir” Bagi-Bagi
Kondom di UGM
Pekan Kondom Nasional ini kemarin dilaksanakan dari tanggal 1 Desember 2013
yang bertepatan dengan adanya peringatan hari AIDS sedunia dan akan berakhir di
tanggal 7 Desember 2013 mendatang. Rencananya memang sebagian besar dari
produsen kondom yang ada di Indonesia ini akan membagikan produknya mereka
dengan cuma-Cuma kepada masyarakat. Hal ini merupakan bentuk dari dukungan
Menteri Kesehatan di acara PKN yang menyulut pembicaraan hangat di masyarakat
yang berujung pada kontroversi. Bus kondom berwarna merah yang bergambarkan
Julia Perez itu beroperasi di sebanyak 12 kota di Indonesia. Namun pada hari
pertama bus kondom ini sudah menimbulkan banyak kecaman, terlebih di tanggal 1
Desember tepat pada peringatan hari AIDS sedunia bus itu mampir di depan
gerbang kampus UGM Yogyakarta. Lalu Wakil Rektor UGM yaitu Prof. Budi mengakui memang telah menerima sebuah laporan dari sejumlah
dosen mengenai kegiatan PKN yang ada di sekitar kampusnya. Tetapi beliau
meyakini kalau kegiatan itu tidak dilakukan di lingkungan kampus melainkan
hanya di sekitaran gerbang pintu masuk kampus saja. Beliau mengatakan mungkin
bus itu hanya lewat dan kemudian berhenti.
Menanggapi masalah kontroversial mengenai Pekan Kondom Nasional ini, Surya
Chandra Surapati selaku Anggota Komisi IX DPR menjelaskan bahwa pembagian
kondom gratis ini memang sudah tepat dengan maksud dan tujuan supaya bisa
mencegah penyebaran virus HIV/AIDS. Tetapi, seharusnya pembagiannya ini juga
harus tepat sasaran siapa yang dituju supaya tidak terkena virus itu yaitu pria
yang mempunyai perilaku seks yang beresiko. Jadi bukanlah ditujukan kepada
masyarakat umum, mahasiswa apalagi anak-anak SMA, namun ditujukan kepada orang
yang berprilaku seks beresiko seperti orang yang suka berganti-ganti pasangan
yang diharapakan menggunakan kondom ini. Nah hal inilah yang sejatinya
dilanggar oleh bus kondom itu yang seharusnya datang dan berhenti di tempat
dimana berlangsungnya kegiatan seks yang beresiko itu. Namun pada kenyataannya
bus itu justru nyelonong saja bahkan ke tempat pusat belajar seperti di kampus
UGM kemarin.
Menanggapi dari masuknya bus kondom yang berada di gerbang UGM ini, pihak dari
UGM sendiri sampai saat ini terus mencari dan menelusuri siapakah pihak-pihak
yang memang bertanggungjawab atas aksi bagi kondom gratis ini di lingkungan
kampus. Menurut Gugup Kismono selaku Sekretaris Eksekutif UGM mensinyalir bahwa
adanya pihak yang telah menunggangi dari kegaiatan kampanye PKN ini dengan
melakukan kampanye di luar agenda yang sudah ditentukan. Beliau juga akan
menulis surat protes yang ditujukan kepada pihak penyelenggara dari aksi
pembagian kondom dalam Pekan Kondom Nasional ini. Beliau juga menegaskan bahwa
aksi ini tidaklah sesuai dengan kaidah serta nilai pendidikan yang ada di UGM.
Namun berita baiknya kampanye Pekan Kondom Nasional yang awalnya dijadwalkan
berakhir sampai tanggal 7 Desember ini yang akan berkeliling mulai dari
Universitas Pancasila, Universitas Bina Nusantara, Institut Kesenian Jakarta,
sampai di tempat nongkrong seperti di Senayan dan Bulungan akhirnya dibatalkan.
Hal ini dikarenakan adanya banyak protes dan menuai kontroversi di kalangan
publik dari pemberitaan yang memang simpang siur ini.
No comments:
Post a Comment