Berhenti Bercerita
By:
Angga pebria Wenda Mahesta
Pada waktu itu kamu
tidak pernah menghubungiku ataupun memberi kabar tentang keberadaanmu,tahukah
kamu disaat aku membutuhkan kasih sayangmu bahkan saat terakhir kali kita
bertemu kamu tidak menginginkan cinta ini berkembang hingga akhir hidup kita.kini
apakah kamu merasakan apa yang aku rasa.semudah itukah kamu melupakan aku?jadi
kenapa kita harus bertemu dan aku sangat mencintaimu tetapi kamu Cuma
memberikan harapan palsu.
Hari
Pertama
Jam dindingpun
membangunkan aku tepat pukul 06.00 aku bergegas merapikan tempat tidur ku yang
sudah berantakan,tak sengaja aku menjatuhkan kotak kecil berwarna coklat yang
berada di meja Belajarku,aku melihat foto yang sudah lama aku pendam dan
mungkin aku mengubur semua kenangan itu terlalu dalam dilubuk hati ini.
“siiial foto sibrengsek
itu kenapa masih aku simpan,aku langsung membuka jendela kamar dan membuang
kotak coklat berserta isinya,Pagi yang menyebalkan tidak seharusnya aku
memikirkan foto itu.
Aku langsung menuju
kamar mandi dan bersiap-siap untuk bersekolah,biasanya mama dan papa selalu
pergi ke kantor tepat pukul 05.30,jadi suasana meja makan sudah tertata rapi
dan pembantu ku bernama idem sedang membereskan sisa makanan mama papa,mbak
idem mama papa ada nitip pesan gak buat aku”oh iya mbak resa kata mama,nanti
mama pulang agak malam sama papa karena ada rapat kerja” jadi gak usah nugguin
mama papa pulang ya,kalo sudah ngantuk tidur duluan aja.
Ya beginilah keadaan
orang tua ku selalu sibuk dengan urusannya sedangkan anak satu-satunya(aku)
butuh kasih sayang huuufftttss hanya bisa tersenyum kepada mbak idem,sudah
biasakan mbak idem pesan mama papa seperti ini terus.
Aku mengambil tas yang
sudah aku persiapkan dan langsung berangkat sekolah,jarak sekolah ku tidak
terlalu jauh setidaknya alat transportasi sepeda kesayanganku
selalu membuat ku bersemangat
untuk menggapai impian,meskipun aku dalam golongan keluarga yang berlimpah
harta,aku sama sekali tidak bahagia dengan harta tersebut.
Hari
kedua
Mengambil buku yang
berada di tas gendongku,di bawah pohon ini yang selalu menemaniku dan aku mulai
merebahkan badan untuk kembali menulis,hanya menulis yang bisa aku kerjakan
selama si brengsek itu pergi entah kemana,.,padahal aku tidak mau
mengingatnya,tapi foto itu yang kemarin aku buang terus terekam dan tak pernah
mati.
Ingin rasanya
menghilang begitu saja bersama semua kenangan ini Dasar si brengsek..
Hp ku kembali
berbunyi,ternyata mama menelponku”Resa kamu dimana,jangan pulang sore-sore ya
ini ada teman lama kamu menunggu di rumah cepat pulang,”hah siapa teman
lamaku??
“iya ma bentar lagi aku
pulang”emang siapa sih,.,.,?? namanya Wenda teman Smp mu dulu Resa.
“Hah si brengsek itu
berada di rumah ku”waktunya pembalasan dimulai,.,., aku bergegas merapikan buku
dan peralatan tulis ku dan langsung melesat pulang kerumah.
Hati ini menggebu-gebu
untuk bertemu dengan si brengsek itu
Hati ini terlalu sakit
untuk menghujaninya dengan cacimaki ku
Hati ini menggelegar
untuk melamparinya dengan pesawat terbang tepat di kepalanya
Hati ini terlalu
bersemangat untuk menabrakan sepada ku tepat di hadapannya.
Apakah aku salah
menilainya,menempatkan si brengsek itu sebagai orang yang paling aku benci
hingga sampai saat ini.aku terus bertanya-tanya kepada lubuk hatiku yang
semakin penuh dengan Air kebencian.
Sepanjang jalan aku
berpikir apa maksudnya setelah sekian lama si brengsek ini baru muncul.
Hari
ketiga
Bel sekolahpun berbunyi,saat
nya mengayuh sepeda menuju rumah tercinta,dan masih teringat kemarin waktu
sibrengsek itu datang kerumah ku,aku bertengkar hebat dengannya sampai-sampai
tetanggaku pada berdatangan kerumah.
Sudahlah yang penting
aku sudah puas dengan kejadian kemarin,si brengsek itu menitipkan surat yang
sampai hari ini aku belum membukannya,mbak idem ini aku kasih surat”dari siapa
mbak? Dari si brengsek yang kemarin datang kerumah,utung kemarin papa mama gak
ada dirumah mbak pass banget mereka langsung keluar.kalo ada bisa gawat”terus
ini surat kenapa dikasihkan kepada saya mbak?
Gak apa-apa nanti kasih
tahu isinya ya mbak idem,kalo sudah membacanya?aku males membaca surat darinya.
Okay mbak Resa,itu ada
makanan enak mama yang masakin khusus buat mbak Resa loh’okay mbak idem bentar
lagi aku makan,aku mau ngerjain tugas sekolahku dulu.
Suasana rumah kembali
seperti semula,.,.,dan aku masih terbayang-bayang dengan sibrengsek itu.
Tiba-tiba mama
menelpon...: kenapa ma? Mama dapat telepon dari ketua RT,kemarin ada rame-rame
dirumah,ada apa Resa?enggak apa-apa kok ma,Cuma sedikit kesal sama sahabat lama
ku,jangan di ulangi lagi ya Resa??malu lah sama tetangga sekitar,ini mama papa
mungkin pulang 1 minggu lagi ya,maaf ada kesibukan kerja,jadi tadi buru-buru gak
sempat memberitahu kamu.
Lagi dan lagi orang tua
ku terlalu sibuk dengan urusan kerjanya,huuffttttssss.
Hari
keempat
Tiba-tiba dari luar
kamar,Mbak bangun sudah pagi mbak,iya idem aku sudah bangun jawabku dengan
suara lantang,,.,. ya ampun sudah pukul 07.15 terlambat lagi.mbak idem langsung
masuk ke kamarku dan bilang mbak,dengan suara tersendat-sendat mbak Resa
kemarin surat nya sudah saya baca mbak,ternyata temen mbak yang bernama Wenda
yang kemarin itu loh mbak,sudah pergi untuk selamanya?????
Apa idem kamu serius
,.,. iya mbak,ini mbak baca sendiri isi suratnya:
Aku
pergi untuk kebaikanku,aku menjauh untuk masa depanmu
Untuk
sahabatku Resa yang selama ini tersakiti oleh
Aku,maaf selama ini aku pergi menjauh darimu dan meninggalkan luka yang
mendalam mungkin kamu gak akan pernah bisa menghapus semua kesalahanku yang
pernah aku perbuat,melalui surat ini aku hanya ingin kamu memaafkan aku supaya
aku bisa pergi dengan tenang,besok aku sudah mendonorkan jantungku kepada orang
lain yang lebih pantas memakai jantung ini.sebelumnya aku meminta maaf yang
sebesar-besarnya atas semua perbuatanku.
Terimakasih
Resa,terimakasih sudah mencintai aku
Ttttiiidaaaak kenapa
kamu lakukan ini wenda aku sangat menyesal atas perbuatan ku kemarin kepadamu.
Kesempurnaan Cinta
tidak bisa diukur oleh benda dan barang berharga hanya cinta sejati yang tak
akan pernah pudar oleh dunia yang berbeda,karena cinta memberikan sejuta makna
dan harapan yang terus bergenerasi untuk kaum Manusia.kepergiannya menggambarkan
seseorang yang tidak mau orang yang dicintainya tahu akan penyakit yang di
deritanya,hingga suatu saat dia mengalami masa-masa mengambil keputusan untuk
hidup abadi di sisi Tuhan yang maha esa.
No comments:
Post a Comment