ikl4

Monday, January 7, 2013

Cerpen Anak dan Remaja





Kelinciku yang Lucu

Cerpen Anak oleh: Angga Pebria Wenda Mahesta
 
    Pada Hari Kamis, aku bersama Papa dan Mama, pergi ke pasar hewan. Jarak antara pasar hewan dan rumahku lumayan jauh, aku sangat senang mendengar kabar, kalo papa dan mama tidak sibuk kerja, jadi puas-puasin jalan-jalan bersama mereka di pasar hewan. Sudah lama aku ingin memelihara seekor kelinci. Mengetahui keinginanku itu, akhirnya Papa dan Mama membelikanku, seekor kelinci berwarna putih, gendut dan lucu seperti boneka.
“Dik kelincinya dirawat ya jangan sampe kurus loh”

“iya ma, pastinya akan aku rawat ma, ma pa,kok kelincinya bau banget ya?”

“kamu itu, gimana toh dik, kan kelincinya belum dimandiin”

Selama perjalanan menuju rumah, aku tak sabar untuk bermain dan memandikannya

Aku bingung kenapa kelinci itu melompat??Apakah ada yang salah, dengan ekornya??Tapi itu, tidak menjadi masalah, karena yang terpenting, sekarang aku memiliki kelinci lucu pemberian Papa dan Mama. Aku bingung, mau ngasih nama apa,untuk kelinciku yang lucu ini.

Sesampainya di rumah, aku segera memasukkan kelinciku ke kamar mandi. Aku tidak sabar untuk memandikan kelinciku yang lucu ini. Semoga saja tidak kedinginan, sekarangkan sudah jam lima sore.

Setelah selesai memandikannya,aku menyemprotkan parfum yang kuambil dari kamar Mama. Parfum ini biasanya, selalu dipakai Mama ketika mau pergi. Kata Mama parfum dipakai supaya badan kita wangi dan segar.

Sekarang, kelinciku yang lucu sudah nampak bersih dan wangi. Aku segera mengembalikan parfum Mama ke tempat semula. Saat mengembalikan parfum,  tiba-tiba saja Mama muncul dibelakangku.

“Kamu sedang apa, Dik?”tanya Mama.

Hehehe Adik mau ketemu Mama. Mau minta uang buat jajan di toko sebelah,”kataku mencari alasan.

“Owh Mama pikir kenapa,”kata Mama tersenyum sambil menyerahkan selembar uang lima ribuan kepadaku.

Untung Mama tidak tahu, kalau parfumnya kupakai. Kalau sempat tahu, bisa-bisa aku dimarahin sama Mama karena parfum kesayangannya dipakai untuk seekor kelinci. Aku menggunakan uang pemberian Mama untuk membeli es lilin kesukaanku di toko sebelah rumah. Saat itu aku tanpa sengaja melihat kartun Spongebob yang sedang berlari bersama Gary, keong peliharaannya.

Sepulang dari membeli es lilin, aku segera mencari tali milik Papa di gudang samping rumahku. Papa yang melihatku pun heran, dan bertanya, “Sedang mencari apa, Dik?Kok tumben ke gudang?Mau bantuin Papa bersih-bersih gudang ya?”

“Enggak, Pa. Adik mau cari tali buat kelinci,”kataku menjelaskan pada Papa.

“Aneh-aneh saja, Dik. Masa seekor kelinci mau ditali?”tanya Papa heran.

“Adik mau ngajak kelincinya jalan-jalan besok pagi, Pa. Kayak Spongebob sama Gary,”terangku.

Memangnya bisa, Dik?Kelinci kan melompat,”kata Papa menjelaskan.

Benar juga kata Papa. Kelinci kan tidak bisa berjalan tapi melompat. Aku sedikit kecewa dan pergi meninggalkan gudang. Meski demikian, aku sangat menyayangi kelinciku.

Malam hari sebelum tidur, aku melihat kelinciku dari balik jendela kamarku. Dia sedang tidur dan tampaknya sangat nyenyak padahal tadi sore dia kedinginan gara-gara aku mandikan. Keesokan harinya aku bermain di kamar bersama kelinciku sampai isi kamar berantakan semua. Selama tidak ketahuan Mama tidak apa-apa.

Kemudian terdengar suara pintu diketuk.

“Dik bangun!!Ini sarapan paginya sudah siap,”suara Mama dari depan pintu kamarku.

Aku panik dan segera menyembunyikan kelinciku yang lucu ke dalam lemari. Segera kujawab panggilan Mama,”Iya Ma, sebentar!!”Aku  keluar dari kamar menemui Mama dan segera mengambil sarapan pagi.

Beruntung Mama tidak masuk ke kamar. Aku bisa kena marah besar kalau tadi Mama masuk dan melihat kamarku berantakan seperti gudang. Seusai sarapan, aku melihat Papa membersihkan halaman rumah.

“Selamat pagi, Pa, “sapaku kepada Papa.

“Pagi, Dik. Jadi jalan-jalan sama kelinci?”jawab Papa sambil tersenyum.

Aku terdiam. Aku ingat meninggalkan sesuatu di lemari. Seketika itu juga aku berlari menuju kamar dan berharap semoga keadaan kelinciku di dalam lemari baik-baik saja. Sampai di depan kamar aku terkejut karena pintu kamarku terbuka. Dan saat aku masuk, kamarku telah menjadi rapi, tidak berantakan seperti tadi. Aku segera mencari kelinciku di dalam lemari namun sudah tidak ada.

Langsung saja aku menangis sambil berlari menemui orangtuaku,”Mama, Papa kelinciku hilang!!Hu..huu..huuu….,”

“Kamu kenapa, Dik?”tanya Papa khawatir.

Kelincikuu…,”jawabku masih menangis

“Apa?Ada apa dengan kelincimu?”tanya Papa bingung.

Hilang, Pa. Tadi pagi Adik taruh di dalam lemari,”jawabku.

Saat itu Mama datang menghampiri kami dengan membawa kelinciku. Sambil tersenyum, Mama memberikan kelinci itu padaku”Ini Dik kelincimu,

Aku mengusap air mataku dan langsung memeluk kelinci kesayanganku yang sangat lucu itu,”Makasih, Ma,”

Kelinciku yang lucu, kini bertambah besar, kemanapun aku pergi main. Aku selalu membawa kelinciku. Berhubung kelinciku Cuma satu, aku berharap ada temannya, biar kelinciku yang lucu ini tidak sendirian. Keesokan harinya, waktu aku pulang dari sekolah, dan tiba dirumah, aku mendapat hadiah dari mama dan papa, wooow satu kelinci lagi, Terimakasih mama dan papa, aku sangat sayang sekali sama kalian.


Tussen Lifede,BoomWortels en het Land Jerama

(Antara Cinta,Akar Pohon dan Desa Jerama)

Cerpen By: Angga Pebria Wenda Mahesta


    Kenangan itu selalu ku ingat lalu ku bawa sampai Maut memisahkan aku dan dia.

     7 tahun yang lalu aku dan dia satu kelompok dalam praktik kerja lapangan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namanya Aleka wanita keturunan Belanda memiliki mata biru yang indah, tinggi badan seperti model, apalagi senyumnya sungguh menawan, tidak gemuk dan tidak kurus (langsing), berambut pirang dipotong pendek seperti polwan.

   Aku dan Aleka sama-sama mengambil jurusan perkebunan, selama masa kuliah, aku sama sekali tidak memperhatikannya, sampai pada waktu itu saat praktik kerja lapangan menjadi saksi sejarah aku jatuh cinta kepadanya.

   Kami diberi kepercayaan oleh warga sekitar selama praktik kerja lapangan untuk memilih bibit perkebunan yang sudah siap tanam di pasar sewon, lalu membagikan setiap bibit perkebunan kepada warga yang kurang beruntung dan kami juga tidak tanggung-tanggung membantu langsung ke perkebunan milik warga sekitar, mengajarkan warga, bagaimana cara menanam bibit perkebunan dengan baik.

   Bibit perkebunan yang kita bagikan ada wortel,cabe,kacang,tomat dan timun, satu kelompok terdiri dari lima orang, Rini, deka, Aku, Remon dan Aleka.  Walaupun aku satu kelompok praktik kerja lapangan bersama Aleka, aku tidak banyak berkomunikasi dengan Aleka, karena aku berpikir kalau Aleka lebih menyukai Remon, bisa dibilang aku cemburu kenapa Aleka lebih menyukai Remon daripada aku, padahal aku lebih Ganteng dan pemberani, jadi jika aku memerlukan bantuan dari Aleka seperlunya saja aku berkomunikasi. Sampai pada saat itu, dibasecamp hanya ada aku dan aleka. Basecamp adalah tempat tinggal kami selama praktik kerja lapangan. Rini, deka dan Remon masih berada di perkebunan milik warga, aku hanya duduk di halaman basecamp sambil menunggu malam tiba, Aleka datang menghampiriku “Sedang apa kamu disini?? Anak-anak kok belum sampai basecamp ya?” Entah kenapa, badanku capek sekali setelah dari perkebunan warga, aku hanya duduk dan bersandar di tiang basecamp berdiam diri dan tidak menghiraukan pertanyaan Aleka. “Hey ganteng!! Apa kamu tidak mendengarkanku??.

Dengan penuh emosi Aleka pergi mengambil ember yang berada di belakang Basecamp, lalu menyiramkan air tersebut ke arahku hingga aku basah kuyup. Tanpa pikir panjang aku menyeret Aleka menuju sungai hilir. “Apa yang kamu lakukan, tanya aleka” Sudah Diam saja, ini akibat dari ulah mu sendiri Aleka,”. Dalam hitungan detik, aku menceburkan aleka kedalam sungai hilir, padahal sungai hilir tidak terlalu dalam hanya sepinggang orang dewasa. “tolong, tolong aku, aku tidak bisa berenang” dengan santai aku berjalan mendekati aleka lalu mengangkat badan aleka untuk berdiri, “hey hey hey,nyonya Aleka, Airnya tidak begitu dalam”. Dengan raut wajah penuh kesal, aleka langsung pergi kembali ke basecamp, lalu menceritakan kejadian itu kepada Remon. Malam itu Aku dan Remon berkelahi dengan hebat di tengah-tengah sawah, Rini, deka dan Aleka pun tidak mengetahui kami yang sedang berkelahi, ternyata Remon tidak terima dengan prilaku ku tadi sore terhadap Aleka.

    Remon bertaruh kepadaku, siapa yang kalah malam ini, dia harus menuruti semua permintaan pemenang dan aku menerima taruhan dari Remon, tanpa basa basi satu pukulan telak bersarang mengenai pipi kiriku, siiial aku kalah start, aku bangkit berdiri melayangkan satu tendangan hebat tepat mengenai bibir Remon, tapi sayang Remon tidak terjatuh karena badan Remon terlalu tinggi dan besar, lalu Remon membalas satu pukulan mengenai pelipis mataku, sedikit berkunang-kunang saat aku memandang Remon. Lalu aku bangkit berdiri berlari kearah Remon melesatkan pukulan tepat di tulang rusuk sebelah kiri, Remon pun tidak bisa mengelak dalam hitungan ke lima Remon tersungkur kesakitan akibat tulang rusuk yang patah dan mengakui kekalahannya, aku meminta Remon untuk menjauhi aleka dan Remon pun menyanggupi permintaanku.

    Semenjak praktik kerja lapangan dan kejadian pertengkaranku dengan remon ditengah sawah, aku semakin sayang dan sangat berharap memiliki cinta Aleka, tapi semua rasa cinta dan sayang itu aku pendam dalam-dalam karena aku malu mengungkapkan perasaan itu kepada Aleka hingga kami lulus kuliah dan berpisah.

    Sekarang aku berada di perbatasan kota kenari. Aku sering melakukan sesuatu yang berguna untuk masyarakat pedalaman, dan membawaku berkerja di pabrik kayu milik perusahaan asing australia, sebagai Public Relations. Ya, disini aku mencoba merubah dan beradaptasi dengan kehidupanku sebelumnya, padahal jurusanku perkebunan tetapi sekarang aku berkerja menjadi Public ralations di perusahaan asing, ya sudah, aku jalani saja. 2 bulan berlalu tetapi rasa jenuh melandaku. Semua urusan pekerjaan yang menumpuk membuatku strees stadium 4. Aku harus mencari kesibukan untuk mengusir rasa jenuh dan strees ini. Kesibukkanku setelah pulang kerja adalah mengajarkan pelajaran bahasa indonesia kepada anak-anak dan penduduk yang tinggal dipedalaman meskipun jurusanku waktu kuliah adalah perkebunan, aku tidak pernah ragu dalam mengajar.

     Tidak ada listrik, hanya cahaya dari langit yang aku temui.  Mungkin ini sederet pengalamanku berada di desa pelosok dan terkecil, bisa dibilang peradapan baru yang sekarang aku lalui.

Pulang kerja aku selalu menyambangi dari desa kedesa yang berada di pedalaman, hingga aku menemukan desa Jerama. Ya,, disini aku lebih banyak memetik arti kehidupan, hutan yang terbentang luas dan berbagai sumber daya alam yang masih asli belum tersentuh tangan-tangan usil penebang liar, penduduk lokal pribumi yang masih mengandalkan hutan dan laut sebagai kelangsungan hidup, memberiku semangat yang luar biasa.

    Dipedalaman desa jerama ini, aku sempat tidak percaya bisa bertemu lagi dengan sesosok wanita keturunan Belanda yang pernah aku ceburkan kedalam sungai hilir saat praktik kerja lapangan.

    Ternyata Aleka  sudah tinggal didesa jerama ini selama 2 tahun, demi memajukan kehidupan masyarakat Jerama yang jauh dari kota. Aleka bertekad tidak akan pernah kembali ke Belanda. Aku dan Aleka sangat terkejut ketika kami dipertemukan di desa jerama ini, terimakasih TUHAN Engkau mempertemukanku dengan Aleka. Betapa senangnya hati ini bertemu kembali dengan pujaan hati.

   Sepertinya Aleka masih kesal dan benar-benar membenciku, sampai-sampai dia tidak mau berbicara kepadaku saat aku berkunjung ke desa jerama ini.

   Aku  dan aleka selalu berbeda pendapat tentang cara kelangsungan hidup masyarakat di desa jerama ini, untung saja ketika aku memberikan pelajaran Bahasa Indonesia kepada anak-anak pedalaman di desa jerama, Aleka mau membantuku meski raut wajahnya masih kesal terhadapku. Aleka menganggap sytem pembelajaranku tidak akan membuat anak-anak pedalaman di desa Jerama memahami bahasa indonesia yang aku ajarkan, apalagi dengan cara menuliskan huruf-huruf di atas Batu.

     Aleka sangat memahami prilaku anak-anak dan penduduk lokal desa jerama. Aleka mengambil alat peraga seadanya seperti ranting pohon, tulang ikan, rumput dan apa saja yang ada di sekitar tempatku mengajar. Aleka memberikan permainan dengan alat peraga yang sudah dikumpulkannya, dia mengambil satu persatu lalu menyuruhku untuk menyebutkannya, lalu anak-anak jerama dibimbing untuk mengucapkan apa yang aku sebut. Begitu pula aku dan Aleka secara berulang-ulang memberikan pengenalan terhadap alat peraga yang ada, kedalam Bahasa Indonesia.

    Seiring berjalannya waktu kedekatanku bersama Aleka semakin maju, setiap pulang dari kerja, aku selalu menemui aleka, tapi bagaimana caranya untuk mengungkapkan isi hati ini.

    Musim hujan pun datang, jarak tempat tinggalku dan desa jerama cukup jauh melintasi 2 bukit yang terbentang di tengah-tengah hutan. Aleka selalu mengeluh ketika musim hujan tiba. Penduduk lokal pedalaman harus mengungsi dibalik bukit, karena wabah nyamuk yang mematikan selalu datang menghampiri ke tiap-tiap penduduk, disaat musim hujan tiba.

    Malam itu aku membantu Aleka mengungsikan penduduk desa jerama dibalik bukit ke tempat yang lebih aman. Suasana hujan deras mempersulit aku dan aleka dalam mengungsikan penduduk. Ditengah-tengah perjalanan, aleka berbicara kepadaku, “Jika aku tergigit nyamuk yang mematikan, apakah kamu masih mau menjadi sahabat terbaikku dan guru bagi penduduk lokal jerama?

  Bibir ini sungguh terasa berat untuk menjawab pertanyaan dari aleka. “Kenapa kamu berbicara seperti itu??” tanyaku dengan menatap matanya yang biru itu lebih dalam lagi. Aleka menjawab dengan begitu yakin “Dari awal kita bertemu saat praktik kerja lapangan, aku sudah merasakan bahwa kamu mencintai aku, tapi kamu tidak menunjukkan rasa cintamu kepadaku hingga aku lebih menyukai Remon. Dan saat ini kita dipertemukan kembali di desa jerama. Aku hanya ingin memastikan kembali, bahwa kamu mencintai aku, aku yakin jika kamu tidak mencintaiku kenapa kamu mau membantu penduduk desa jerama?” (ternyata aleka merasakan getaran cinta yang kurasakan setelah sekian lama aku pendam selama Praktik Kerja Lapangan, 7 tahun yang lalu).

    “Jujur dari perasaanku yang paling dalam aku memang jatuh cinta kepadamu aleka, namun aku tidak berani mengutarakan cintaku kepadamu saat praktik kerja lapangan 7 tahun yang lalu. Di lubuk hatiku yang paling dalam, ini adalah  panggilan hidup, aku ingin memajukan penduduk desa jerama ini untuk mendapatkan pelajaran yang lebih layak.” Setelah aku menjawab pertanyaan dari aleka, aleka langsung memeluk ku dengan erat. Aleka mengucapkan kata yang selama ini aku tunggu ”Aku sangat mencintaimu “tepat terdengar jelas di telinga kiriku, jantung ini berdetak lebih kencang dari biasanya, sampai-sampai aku terdiam dan terbawa suasana dibawah Guyuran hujan Deras. (saat seperti inilah yang sudah lama aku harapkan. Kenapa baru sekarang aleka, aku juga sangat mencintaimu aleka).

   Tidak berlangsung lama rombongan penduduk yang dibawa aleka terpeleset ke lereng bukit, untung kami membawa akar pohon sebagai alat pegangan selama perjalanan, aku berlari menarik akar pohon yang mereka pegang dan aleka pun ikut menarik.

Aleka mengikatkan akar pohon ke pinggangnya lalu melingkarkan kembali ke batang pohon yang sangat besar, aku dan penduduk yang terperosot ke lereng bukit saling tarik menarik dibawah hujan deras, bebanpun terlalu besar (6 orang) sedangkan rombongan di depan tidak mengetahui keadaan kami. Aku terjun langsung kelereng bukit dengan mengikatkan akar pohon dipinggangku yang sudah terikat di pohon besar.

    5 orang berhasil naik ke atas, 1 orang masih bersusah payah untuk naik ke atas sambil memegang akar pohon yang sebentar lagi mau putus. Aleka dengan cepat menarik tangan penduduk lokal itu hingga ke atas, tapi sayang akar pohon yang aku ikat terputus saat aku akan kembali ke atas. Dengan cepat aku meraih akar pohon yang di ikatkan aleka ke pohon besar, aleka mencoba meraih tangan kiri ku. “Ayo Pangeranku! kamu pasti bisa. Jangan hiraukan akar pohon yang aku lingkarkan ke pinggangku!” jika aku menarik tangan aleka, aleka pasti akan sulit bernapas karena beban ku terlalu berat, sedangkan akar pohon yang melingkar di pinggang aleka terus mengencang. Aku berharap penduduk yang berhasil naik ke atas meminta bantuan ke penduduk lainnya untuk menolong kami.

“Aleka jangan kau paksakan dirimu untuk menolongku !!!

“ aku tidak pernah membiarkan orang yang aku cintai Mati di hadapanku”

“ Sudah lepaskan saja tangan ku ini!!!

“ TIDAK akan ku lepaskan selama a a  a ku  mmm asih (nafas aleka semakin menipis akibat akar pohon yang melingkar di pinggangnya tidak bisa menahan beban) penduduk lokal desa jerama lainnya, belum juga datang. Aku terus meyakinkan aleka untuk membuat keputusan yang terbaik yaitu melepaskan tanganku, kalo tidak dilepaskan, aleka akan ikut terjun bersamaku.

“ ALEKA CEPAT LEPASKAN TANGANKU !!!

“ttt iiii daaak Akan ku lepaskan sampai penduduk jerama datang menolong kita..”

“Tapi BEBAN ini terlalu berat NANTI kau akan MATI kehabisan nafasmu!!!”CEPAT lepaskan TANGANKU ALEKA!!!!

Jika dibiarkan terus Aleka akan MATI. Tangan kananku memukul tangan aleka mencoba melepaskan genggaman aleka. Dan aku memilih pilihan untuk menjatuhkan diri. Disaat aku terjatuh, aku hanya bisa menatap aleka berteriak memanggil namaku, dan itu saat terakhir kali aku melihatnya dan mendengar suara aleka. Lalu semua begitu gelap dan sungguh gelap..

    Disaat seperti ini, entah mengapa aku begitu lega. Karena apa yang aku pendam selama ini, apa yang aku inginkan dan impikan untuk bertemu dengan pujaan hati sudah terjawab dari bibir seorang wanita keturunan belanda, berwajah cantik, bermata biru yang sangat aku cintai. Selamat Tinggal ALEKA.

   Walaupun kita tidak bisa bersama, tapi satu keinginanku. Tetaplah setia dalam menjaga penduduk desa jerama ini. Karena dengan begitu, rasa cinta yang abadi ini akan terus terjaga dan dengan begitu, kamu akan terus mengingatku.. Aleka.





Di depan Gang Rumahku jl wahid hasyim yogyakarta

Cerpen Horor by: Angga pebria wenda Mahesta

    Sore itu aku melintasi Rumah yang sangat besar bekas peninggalan Belanda, kata warga, rumah itu sudah kosong selama 24 tahun, cukup lama juga ya, untung saja sekarang sudah dihuni. Pas banget di depan Gang Rumahku di yogyakarta.

    Ya sepertinya ada tatangga baru ku, asik-asik punya tetangga baru,mereka baru saja pindah ke rumah itu,aku melihat barang-barang mereka baru dimasukan satu persatu kedalam rumah,dan dua mobil box yang sedang parkir di halaman samping rumah itu menambahkan pemandangan betapa ribetnya kalo pindahan dari rumah lama ke rumah baru,lihatlah 10 orang berbadan kekar itu,mengangkat satu persatu barang-barang dari mobil Box ke dalam rumah itu, tapi sudahlah tak sabar aku ingin menyapa tetangga baru.

    Aku memberanikan diri untuk menyapa,Hei Tetangga baru ku,dengan melambaikan tangan aku berteriak,lalu  ada seorang wanita cantik keturunan sunda dan orang tuanya turut menyambutku,”mari mas  mampir”,iya bapak,ibu dan mbak”,besok saja ya,nunggu semuanya sudah gak pada sibuk hehhe”,sepertinya keluarga mereka sungguh ramah padahal aku baru ketemu hari ini,apalagi anaknya cantik juga.

Malam hari aku berbicara kepada orang tua ku,tentang tetangga baru di gang depan rumah,lalu papa dan mama menjawab,

“paling Cuma bertahan 3 bulan saja??”

“maksudnya apa, kok papa dan mama ngomong seperti itu”

“lihat saja besok mas, mas belum tahu ceritanya sih jawab mama sambil berjalan menuju dapur,”

    Dirumah tersebut banyak hal ganjil bermunculan”mendengar cerita mama dan papa, rasa penasaranku semakin menggebugebu,lalu aku duduk manis mendengarkan semua Cerita dari papa dan mama,kebetulan aku anak satu-satunya dikeluargaku,papa berkerja di pabrik susu sedangkan mama sebagai ibu rumah tangga, sehari-hari aku menyelesaikan perkuliahan jurusan psikologi di kampus terkenal di yogyakarta.

    Jarak antara kampus dan rumah ku cukup dekat, 8 meter sudah sampe,kadang aku berjalan kaki,walaupun aku mempunyai motor aku tidak malu untuk berjalan kaki.

    Tugas yang menumpuk membuatku pulang larut malam sekitar pukul 22.45,aku melintasi rumah tetangga baruku,kali ini aku sungguh beruntung,bisa berkenalan  singkat di depan rumahnya,ternyata bapaknya bernama Aceng seorang wirausahawan,ibunya bernama widarsih sebagai ibu rumah tangga dan dia anak semata wayang sama sepertiku,yang bernama winda gadis keturunan sunda masih SMA kelas 3,tinggi 188cm,berambut pendek,bermata sipit,badannya seperti model,mereka baru saja bercengkrama di teras rumah.

     Keesokan harinya aku melintasi rumah winda,aku sengaja tidak membawa motor  memutuskan untuk pergi berjalan kaki menuju kampus,sekarang jam 8 pagi,besar harapanku untuk mengenal winda lebih dekat lagi,barang kali winda mau jadi pacar ku hehehhe mumpung masih jomblo,ternyata aku bertemu winda pagi ini,sungguh beruntungnya aku,terimakasih TUHAN,winda kelihatan bingun di depan teras rumah,sambil melihat jam tangan yang melekat di tangan kirinya,”pagi dek”,dek winda mau berangkat ke sekolah ya,”iya mas,mas kebetulan sekali mas lewat di depan rumah saya,hari ini bapak lagi sakit mas jadi gak ada yang nganter,maksudnya mas mau gak ngantarin winda ke sekolah??.

    Jantung ku berdetak lebih kencang seperti senar drum yang di pukul saat rombongan pawai karnaval berlangsung,apa yang harus aku lakukan ya??tidak mungkin aku menolak,aku kan juga kuliah pagi,tanpa pikir panjang aku segera mengantar winda ke sekolah.

”mas terimakasih ya,sudah mau ngantar winda”

iya dek sama-sama,ya sudah aku tak pulang kerumahmu dulu ngantar motor,mas juga ada kuliah pagi ini”

“gak usah balik kerumah ku mas,mas bawa saja motornya,nanti jemput aku jam 2 siang ya”

“hah masak mas disuruh bawa motor dek winda,nanti gak enak sama mama dek winda loh”

“sudah gak apa-apa,nanti aku telpon mama,santai aja mas,yang penting nanti winda dijemput tepat waktu ya mas”.

Mimpi apa aku semalam ya,pagi-pagi sudah berhasil mengantar winda ke sekolahnya,aku memasuki gerbang kampus dengan penuh semangat,sampai-sampai aku tidak parkir di parkiran kampus.

   Nanti jam 2 siang aku kembali ke sekolah winda betapa senangnya hati ini,sekarang baru jam setengah 2,sebelum ke sekolah winda aku menyempatkan makan siang dulu di kantin kampus,sambil makan siang aku melihat berita yang ditayangkan di Televisi kantin,pembawa berita itu mengatakan: Telah terjadi pembunuhan sadis di depan gang jl wahid hasyim jogjakarta korban berjumlah satu keluarga yang baru saja menempati rumah baru tadi malam tepat pukul 23.00WIB,satu keluarga tewas mengenaskan dan seluruh barang dirumah hilang di ambil perampok,diperkirakan perampok berjumlah 10 orang menggunakan 2 mobil Box.

    Aku langsung mencari kunci motor di dalam saku jaket,kok tidak ada kunci motornya,aku berlari ke arah motor yang aku parkirkan di samping gedung jurusanku,siiial motornya juga tidak ada???aku bertanya kepada pak satpam,pak satpam tidak melihat motor itu dari tadi pagi?Tidak mas,malah bapak satpam dan satpam lainnya melihat kamu jalan kaki menuju kampus tadi pagi,aneh sekali,aku berlari menuju rumah winda dengan pikiran kacau balau,tidak tidak tidak mungkin terjadi,berita itu pasti bohong.

   Dari kejauhan nampak sekumpulan Warga dan polisi berada di rumah winda,badan ku langsung lemas,wajah ku pucat,badan ku bergetar dan keringat dingin keluar membanjiri tubuh ku,aku tidak sanggup mendekati rumah itu,aku berbalik arah memutar untuk kembali kerumah ku,tapi tetap saja aku kembali kerumah itu dari kejauhan aku melihat warga membantu polisi mengevakuasi korban.

Semoga amal ibadah bapak aceng,ibu widarsih dan winda diterima disisinya amiien.



Sebut saja Bunga

cerpen horor By: Angga Pebria wenda mahesta

    Bingar-bingar malam Kota yogyakarta membawaku untuk segera beraktifitas,tinggal jauh dari orang tua, aku semakin terjerumus dalam kehidupan malam,kota sejuta pelajar atau lebih sering disebut kota Pelajar,ya dikota ini aku menjadi mahasiswi disalah satu perguruan swasta,tapi tidak pernah masuk kuliah jadi hanya kedok saja supaya orang tua mengirim terus Uang bulanan.sesungguhnya aku tidak mau menjadi seperti ini,tapi beginilah aku memaknai kehidupan.

    Pukul 23.36 aku bersiap-siap ntuk pergi ke club malam dan bertemu dengan para lelaki hidung belang,jarak antara kost dengan club malam itu tidak terlalu jauh,sesudah aku berdadan ala selebritis yang hendak menghadiri pesta,aku memanggil taxi,sebenarnya aku mempunyai motor tapi dari pada aku tepar dan jika mabuk berat,nah gimana dong dengan motorku??aku memilih jalan yang salah selama 3 tahun berjalan tanpa arah,tapi sudahlah aku gak akan pernah menyesali apa yang aku perbuat.

   Dentuman alunan nada Dj dengan Beat yang cepat memacu darahku untuk segera bergoyang dilantai Dj padahal aku belum mabuk,tiba-tiba seorang lelaki yang memakai kemeja orange menghampiriku,boleh gabung bergoyang? Ya silahkan,aku berpikir pasti ini lelaki hidung belang,tidak aneh lagi aku menyikapinya.Nama ku Mark,aku Bunga.kok kamu sendirian bunga?siapa bilang sendirian disini rame kok”maksudku kamu gak sama teman-teman mu?enggak lagi pengen sendiri”perinsipku pertama yang harus dilakukan adalah, harus jual mahal dulu,dan bikin dia penasaran.

“mau minum gak dimejaku bunga?kalo gak mahal minumannya aku enggak mau kemejamu Mark”iya-iya ayo kemeja ku,nanti kamu tinggal pilih mau minum merek apa saja boleh.

   Akhirnya malam itu aku berpesta bersama Mark dan teman-temannya,entah berapa seloki(gelas kecil) aku menenggak dan  menghabisi semua isi Botol yang Bermerek internasional,alunan Dj pun semakin mendekat sampai kedalam otak,hingga aku terbawa pengaruh alam bawah sadar dan terbenam oleh indahnya Alkohol.

    Malam itu aku sudah tidak sadar lagi entah apa saja yang aku perbuat,ya seperti ini keadaanku setiap malam tanpa memikirkan hari esok.aku terbangun sudah ada di kost dan melihat jam dinding yang menempel ternyata sudah jam 2.36 perut ini terasa lapar karena minuman alkohol yang menguras semua tenaga,aku segera membasuhkan diri kedalam kamar mandi lalu bergegas menuju Rumah makan.

   Sesudah aku mengisi perut,tiba-tiba mama menelponku”hallo ma ada apa ma?tumben-tumben mama bertanya,gimana dengan kuliahmu bunga?kapan kamu selesai kuliah???sesaat aku terdiam dan berpikir semua biaya yang sudah dikeluarkan buat kuliahku?iya mama,2 tahun lagi selesai kok.”ingat Umur loh Bunga,jangan kelamaan nanti kau Tua dikampus,ya enggak lah ma.

    Aku kembali menuju kost dan kenapa aku selalu merasa bersalah oleh mama papa dan kedua adik ku  atas semua perbuatanku,apa aku berhak hidup seperti biasa tanpa bingar-bingar kehidupan malam sudahkah Tuhan  memberi kesempatan buat aku untuk bertobat.disatu sisi aku terjerat belenggu hitam yang tak berujung dan kemana aku harus bertindak,Tuhan tolong anakmu ini,aku hanya anak yang kemarin baru lahir hingga tersesat dan tak tahu jalan pulang menuju Rumah mu Tuhan.

   Malam pun menjemputku untuk segera mengajak berpesta hingga tak sadarkan diri,tetapi hati ini terus menolak hingga aku mencoba terbebas dari hawa nafsu indahnya malam. Aku terus memanggil-manggil Tuhan,Tuhan aku ingin mengenalmu lebih dekat lagi dan bebaskanlah aku dari perbuatan yang sudah menjerumuskan aku dan lancarkanlah kuliahku.

   Tapi godaan Setan-setan malam menyeretku hingga kelantai Dj,dan menjalani Rutinitas seperti biasa  malam yang penuh dengan hura-hura,kesenangan,hawa nafsu dan kebiadapan yang tak seharusnya aku lakukan,mata mulai berat dan raga mulai tergoncang beriramakan dosa-dosa malam,aku tak mengerti kenapa aku menjadi seperti ini?aku tak akan pernah tahu bagaimana ceritanya aku terjerumus?aku akan selalu mencari-cari jalan terang yang mengubahku menjadi lebih baik,bukan untuk hari esok saja tapi untuk selama-lamanya.

    Pagipun menjemput dengan senyum Matahari yang siap membakarku,entah sampai mana aku berjalan menuju kost,uangpun habis tanpa sisa, lagi dan lagi aku berpesta dengan orang-orang asing dan pria hidung belang.aku menelpon mama,”ma uang Bunga sudah habis,sudah dikirim belum?cepat di kirim ya mama,harus hari ini!!!sungguh aku membuat mama menjadi sakit,tidak seharusnya aku meminta mama dengan nada yang kasar,”sabar ya Bunga mama lagi gak punya uang,nanti mama minta kepada papa mu,”Awas ya kalo enggak di kirim hari ini!!!.

    Aku menunggu di depan mesin ATM yang tersenyum kepadaku dan terus memanggil-manggil aku,Menyuruhku untuk segera masuk dan mengambil uang,tapi keadaanpun berbeda,papa menelpon hallo pa”Bunga apa kau tidak berpikir dengan perkataanmu tadi kepada mama,mama sekarang jatuh sakit,anak yang tak tahu diri!!! Bisanya hanya meminta uang,kuliah gak kelar-kelar mau jadi apa kamu!,intinya aku dimarahin habis-habisan oleh papaku.dan hari itu juga aku dikirim uang hanya 250 ribu perbulan.

    Aku harus memutar otak supaya aku dapat uang lebih untuk bersenang-senang karena mulai bulan ini aku hanya dikasih uang 250 ribu,uang bulanan ku kemarin 2 juta 300 ribu,belum ada sebulan sudah minta lagi,huufftttss apa boleh buat.aku harus mencari kerja.

   Entah berapa kali aku menampakkan diri dikampus sehingga hari itu aku menjadi pusat perhatian semua para lelaki yang berada di kelas,aku tidak begitu cantik tapi cara ku berbicara dan berinteraksi adalah nilai plus yang aku punya,tinggiku 178 beratku 67 kg bermata coklat,berkulit sawo matang berambut panjang dan terurai berantakan,darahku bercampur oleh kebangsaan Spanyol dan indonesia,mama ku indonesia papa ku berdarah spanyol tapi sudah lama menjadi warga negara indonesia,Next maksud dan tujanku datang ke kampus ini adalah mencari pekerjaan,barangkali aja aku dapat memanfaatkan teman-teman yang satu jurusan sama denganku,aku duduk di tengah-tengah dan lelaki disamping kananku bertanya kepadaku,Kamu anak baru ya”enggak sudah lama kok”kok aku baru lihat kamu,sahut lelaki yang memakai kacamata,ternyata dia anak orang kaya dari juragan sembako didaerah yogyakarta.perkenalkan namaku Bunga kamu?aku Mahest,sstttt nanti aja kita ngobrol di kantin y,dosen kali ini lebih Galak dari sebelumnya.

   Obrolanpun berlanjut bersama Mahest seorang anak orang kaya dari juragan sembako,orangnya tidak begitu menarik tapi aku yakin bisa memanfaatkan perkenalanku ini.hari-haripun aku berhasil menaklukan Mahest segala keperluan hidupku kini aku gantungan kepadanya.

   Hingga suatu saat aku diajak makan malam bersama keluarga besarnya,entah kenapa dimalam itu aku begitu nyaman dengan keluarga besar Mahest apalagi dengan bapak-ibunya,apa aku salah memberi harapan palsu yang tak berujung ini untuk Mahest dan keluarganya.

   Sudahlah aku gak mau ambil pusing,rutinitas malam pun menjemputku untuk kembali ke bingar-bingar indahnya malam,lampu disco dan dentuman alunan nada beat dari Dj ternama menggema di telingaku,handphone ku berbunyi dan bergetar di meja,Mahest menelponku,aku segera masuk kamar mandi dan mengangkat telepon dari Mahest,”Kamu dimana Bunga”enggak dimana-mana,kok suara musicnya gede banget,kamu lagi dugem ya??”kalo iya kenapa!! Dengan Nada tinggi dan penuh Emosi aku menjawab,APA?? oh gitu ya,ya sudah selamat berpesta.”Tanya-tanya kayak pembantu aja!!entah kenapa malam itu begitu penuh dengan emosi,kenapa aku mengecewakan Mahest ya.

    Padahal aku baru saja mengenal keluarga besarnya,Ternyata Mahest menyusulku ke club malam,entah darimana dia tahu tentang kebiasaanku dan seluruh perjalanan hidupku,bahkan dia tahu siapa nama papa dan mamaku.Aku diseret keluar dari club malam,hingga security(satpam dan petugas keamanan) memisahkan aku dan Mahest.

   Hingga kejadian keributan yang aku buat di club malam tersebut aku terkena Sangsi Black List (tidak boleh datang lagi) ya beginilah aku,aku sudah Muak dengan semuanya termasuk diriku sendiri...ini hidupku kenapa orang lain mengaturku,emang aku salah dengan kehidupanmu!!!

    Aku terus meratapi Nasib ku dengan segelas minuman berakohol tinggi,hingga aku Terbang meninggalkan raga ini,aku melihat jelas ketika aku terbang keatas, meninggalkan semuanya,dengan memakai baju putih dan bersayap aku pergi kesuatu tempat,dimana disana terdapat kehidupan yang sangat tenang dan damai tanpa ada,Kebisingan suara sedikitpun.Oh TUHAN ini kah yang namanya Surga.

    Tiba-Tiba aku terjatuh dari tempat tersebut dan menghempaskan diri ke Bumi dengan kecepatan tinggi,lalu Bola Api Menabrak ku dan membakar seluruh Raga ini,Aku tersentak dan terbangun Melihat sekitar Kamar ku sudah terbakar oleh puntung rokok yang masih menyala,entah berapa kali aku sering lupa menaruh puntung rokok kalo sudah mabuk berat,hingga membakar tempat tidurku,aku segera keluar kamar namun Apa daya pintu ku terkunci,aku gak tahu kunci kamarku aku taruh mana.akibat minuman berakohol tinggi membuatku Mati terbakar secara mengenaskan.

Aku mencoba membuka mata dan bingung kenapa mama papa dan kedua adik ku,memakai baju hitam dan menangis,serta banyak rombongan dari keluarga besarku menangis,ada apa ini,aku melihat raga ini sudah keluar dari jasadku.aku segera memeluk mama tapi tidak bisa,aku mencoba memeluk papa,tapi tetap saja tidak bisa.

   Satu persatu kerabat,keluarga dan sahabatku sudah meninggalkan pemakamanku,tapi kenapa lelaki ini masih saja disini,ternyata lelaki ini adalah Mahest,Bunga maafkan aku,tidak seharusnya aku marah dan meninggalkanmu pada saat itu.tapi terimalah cicin ini sebagai lambang cinta aku kepadamu,sejak pertama kita bertemu aku sudah tahu tentang kamu dan keluargamu,dan semua keluarga besarku sudah setuju tentang keiinginanku menjadikanmu sebagai istriku,Mahest meletakan cicin tersebut di atas pemakamanku.aku yakin suatu saat nanti kamu akan memakai cincin ini.keluarga besar ku tidak tahu tentang kepergianmu.biarlah aku simpan rapat-rapat tentang kepergianmu Bunga.

    Lalu Mahest meninggalkan pemakamanku,dan langitpun mulai gelap lalu hujan pun turun dengan derasnya,aku masih berdiri disamping pemakamanku dan melihat cincin yang diberikan Mahest.apa aku terlalu bodoh ya sehingga kebodohanku telah menyakiti semua orang yang dekat kepadaku.hingga sampai aku mati ,TUHAN  tidak mau menerimaku.

Apa yang harus aku lakukan di dunia lain ini,apa ku sudah Menjadi Hantu????

  Kesalahan yang paling fatal aku perbuat adalah Pintu terkunci,kuncinya gak tahu kemana  lalu mabuk  berat dan meninggalkan puntung Rokok yang masih menyala di atas kasur,SIIIiiiiaaaalll.Tuhan apa ini cobaan yang kau berikan,terus kenapa aku dibiarkan Tuhan Hidup menjadi Hantu.

(Bersambung)

Keabadian cinta membawaku terbelenggu oleh dunia yang berbeda hingga seseorang dengan singkat mencintaiku dan merasakan kehadiranku didunia yang berbeda.

    Aku terus terbang menuju awan melihat kebawah mengetahui aktifitas semua orang yang aku kenal aku terjaga oleh kenyamanan yang membuatku membuka mata.kenapa aku sungguh menyesal,iya aku sangat sungguh menyesal atas perbuatanku didunia yang hina itu.

Lalu cincin ini kenapa aku bawa,padahal Mahest baru beberapa hari saja mengenalku dia sudah mengajak ku menikah,dan apakah dia mau menikahi seorang Hantu??sudahlah aku tak mengerti semua ini.

Aku menuju rumah tercinta,iya aku terbang menuju rumah mama dan papa berserta adik-adik ku,aku kangen akan keluargaku,aku sangat menyesal oleh kepergianku yang membuat semuanya berantakan,mama terus menangis hingga saat ini,papa dan mama sudah tidak akur lagi,begitu juga kedua adik-adik ku,mereka menjadi berbeda ketika aku telah tiada.

     Tidak sanggup lagi aku melihat keadaan mereka,apakah TUHAN melupakanku dan sangat membenciku Semoga saja ada sebutir harapan,huufftttss setelah berhari-hari gentayangan gak jelas mau kemana,tiba-tiba cahaya putih datang menghampiriku,aku kaget siapa kamu??”aku adalah Malaikat”kamu harus melakukan perbuatan baik di dunia kalo ingin kamu hidup kembali?apa kamu serius??? Dan malaikat itu langsung pergi begitu saja.Apa yang harus aku lakukan adalah berbuat baik membantu orang yang mengalami kesulitan.

Kembali ke jalan melihat aktifitas orang yang berada di kota yogyakarta ini,jam malam pun sudah menjadi 1 dinihari,apa yang harus aku perbuat??sepertinya semua orang tidak mengalami kesulitan,hingga aku bertemu seorang gadis kecil yang bernama alea,alea sama sepertiku,dia telah tiada sejak kecelakaan yang menimpanya 4 tahun silam.

   Kamu bisa melihatku”jelas sekali aku bisa melihatmu’kamu tidak takut???Tidak ,kan kita sama??maksudnya aku sudah tiada sama sepertimu.aku Bunga?aku alea?Bunga nama yang bagus,kenapa kamu dijalan sendirian,iya dijalan ini aku mengalami kecelakaan,kalo kamu karena apa?aku bilang saja TUHAN salah mengambil keputusan hingga aku menjadi seperti ini.

Alea adalah sesosok gadis yang manis,rambutnya panjang terurai begitu saja,jika dia mulai sedih mukanya berubah pucat dan kepalanya meneteskan darah segar lalu matanya mulai hilang.

    Aku sama sekali tidak takut melihat alea berubah wujud ketika dia mulai sedih saat menceritakan masa lalunya.kak Bunga maukah kau membawaku bertemu bapak ibu ku.emang orang tuamu asli jogja?kalo disekitar sini aku bisa membantumu gadis manis.aku sudah lupa dimana orang tuaku berada maukah kamu mencarikannya buat ku??”apa ,aku terdiam dan kemana aku harus mencari kedua orang tua alea.

Jika ketemu orang tuanya mungkin sama sekali tidak bisa melihat alea,kan aku sama alea sudah menjadi hantu.

   Aku berusaha meyakinkan alea kalo kita sudah tidak bisa bertemu orang yang kita sayangi,kita akan menemukan kebahagiaan yang abadi,jadi gak usah bersedih lagi ya alea.Malaikat tadi yang bertemu denganku kembali muncul dan mengambil alea langsung terbang keatas.

   Ya ampun kenapa Malaikat itu langsung pergi membawa alea,..padahal aku masih ingin bersama alea.Aku termenung dan meratapi semua ini sambil melihat Tugu yogyakarta yang penuh dengan orang yang lagi asik berfoto.

    Pagi pun menjemput dan kilauan matahari membuat ku berjalan mencari tempat untuk berteduh.karena aku bukan manusia jadi rasa laparpun tidak pernah aku rasakan sampai saat ini.kota yogyakarta tidak pernah tidur ada aja orang yang melintas,gak peduli itu jam berapa,aku duduk dan melihat kali code dari sebelah jembatan yang berada tidak jauh dari tugu.aku mencoba terjun bebas ke dalam sungai code,tapi tetap saja aku mengapung diatas air,entah berbagai cara aku lakukan untuk membuat diriku celaka tapi tetap saja aku selamat,ya namanya saja sudah menjadi hantu.

   Selama 4 bulan aku menjadi hantu dan berbagai macam bentuk teman –temanku yang berasal dari duniaku saat ini telah aku temui,hingga Malaikatpun menjemputku,”kenapa kamu tidak menolong orang yang mengalami kesulitan Bunga??”aku harus berbuat apa?dikota ini sudah banyak orang baik,jadi mana mungkin aku menolong tanpa sebab.sekarang kamu lihat kehidupanmu sebelum kamu meninggal.

    Aku dibawa malaikat kembali dimana masa-masa terburuk aku menjalani kehidupan malam,”apa kamu melihat tingkah lakumu itu Bunga??apa itu yang membuatmu bahagia ada di dunia ini.Apakah kamu menghabiskan sisa kehidupanmu untuk bersenang-senang?dan membuat orang disekitarmu kecewa??lalu Malaikat mengajak ku melihat mama dan papaku,ini kedua orang tua mu,”mereka bersusah payah mencari Uang dan selalu mendoakanmu berserta adik-adikmu disetiap saat,disetiap waktu”apakah kamu berdoa untuk mereka dan untuk kedua adikmu bunga!!!”hanya air mata dan penyesalan yang tak berujung,sehingga aku tak sanggup melihat ini semua”.

   Malaikatpun membawaku ke tempat peristirahatan terakhirku,sekarang masuk lah kedalam jasadmu bunga::Bolehkah aku meminta sesuatu dari kamu Malaikat?aku harus melakukan sesuatu untuk kedua orang tua ku dan adik-adik ku,”apa yang kamu minta Bunga”aku mohon supaya TUHAN memberikan berkat yang melimpah buat mama papa dan kedua adik ku,supaya mereka hidup sejahtera tanpa ada kekurangan sedikitpun.

    Dan Aku membuka Mata,lalu aku melihat suasana kamar yang begitu sama persis seperti kamar kost ku,aku melihat botol minuman yang aku minum dan puntung rokok berjatuhan di atas kasur,segera aku ambil dan mematikannya,TUHAN memberiku satu kesempatan,terimakasih Tuhan,lalu aku melihat Cincin yang diberikan Mahest,ternyata nyata masih melingkar dijari manis ku.

     Lalu aku mendengar suara ketukan kamar ternyata mama papa dan kedua adik ku datang menemuiku,betapa senangnya hati ini,Terimakasih TUHAN.

No comments:

(New) 27-09-2014

(New) 27-09-2014
http://www.slideshare.net/anggapwm/m46314-n6

ROCKremaja

ROCKremaja
T-shirt Limited Edition Indonesian. Silahkan klik Store kita ya disini. http://tees.co.id/store/ROCKREMAJA

PAIDI ALEXSO JUMOYO

PAIDI ALEXSO JUMOYO
Buku pertama, Ambisi liar

PLANET UP TO NUS AWAS TETANUS

PLANET UP TO NUS AWAS TETANUS
Buku kedua, berkisah tentang Masa-masa kuliah

14 PROSES KEHIDUPAN (Buku ketiga)

14 PROSES KEHIDUPAN (Buku ketiga)
indie publishing, rekam jejak pernikahan saya

LAUNDRY MAHESTA

LAUNDRY MAHESTA
jln.Diponegoro perumda Mantiasih RT 4 RW 10 nomor 26 Magelang

Bahan Cerita