by: Windy Ariestanty (Pimred GagasMedia)
Mencari
penerbit untuk menerbitkan naskah yang kita tulis ibarat mencari pacar.
Sehingga langkah-langkah yang perlu dipraktikkan pun hampir serupa dengan
langkah-langkah untuk menggaet pacar.
Yang
pertama, tentu kita harus menentukan si target dulu. Pastikan akan ke penerbit
mana Anda mengirimkan karya. Seorang (calon) penulis harus mengirimkan karyanya
ke penerbit yang tepat. Jangan, misalnya, mengirim naskah Beternak Kambing
Jantan ke GagasMedia. Sebab GagasMedia kan bukan buku pertanian atau
peternakan. Tahukah Anda, mengirimkan naskah ke penerbit yang tepat sudah
memudahkan seperempat dari langkah Anda.
Tinggal
gali informasi sebanyak-banyaknya tentang si dia (penerbit). Saat ingin
melakukan PDKT terhadap seseorang, kita bakal mencari tahu apa-apa tentang dia,
bukan? Nah, hukum ini juga berlaku di dunia penerbitan. Begitu informasi yang
terkumpul dirasa cukup, rancang jurus jitu buat PDKT. Pertimbangkan langkah-langkah di bawah ini untuk menarik perhatian si
target:
1. Siapkan naskah sebaik mungkin. Ketik rapi. Hindari menulis
tangan. Jangan mengirimkan naskah yang sepotong-sepotong atau yang belum
selesai. Penuhi spesifikasi naskah yang mereka minta. Dengan memenuhi syarat
pengiriman naskah, paling tidak naskah Anda sudah bisa lolos ke tahap seleksi
berikutnya.
2. Kemas dengan menarik. Jilid yang rapi, agar si editor mudah
membacanya. Kalau perlu beri sampul yang lucu dan menarik sehingga naskah itu
tampak menonjol di antara ratusan naskah yang masuk lainnya.
3. Sertakan sinopsis karya Anda. Beritahu mereka apa yang
menjadi keunggulan naskah itu sehingga layak diterbitkan. Tidak ada salahnya
juga Anda memberikan presentasi cara mempromosikan buku tersebut kelak.
4. Jangan lupa, sertakan data diri agar bisa dihubungi kapan
pun oleh penerbit. Jika memungkinkan, lengkapi juga dengan alamat email, rumah,
dan nomor telepon alternatif. Ingat, tidak perlu mencantumkan nomor rekening
bank.
5. Judul itu penting banget! Editor suka ilfeel
begitu melihat naskah yang tak berjudul.
6. Bila perlu, presentasikan langsung naskah Anda ke penerbit.
Datangilah kantor redaksinya dan minta bertemu dengan editornya. Tapi jangan
terkesan memaksa. Bagaimanapun, pekerjaan sehari-hari Editor cukup banyak. Menghadapi
penulis yang terlalu memaksa dan terlalu pede kadang bikin dia ilfeel.
Jadi, kunjungilah Editor pada jam yang pas.
Sesudah
semua langkah itu, tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain menunggu jawaban. Tentu
saja si dia tidak dapat langsung menjawab saat itu juga. You should give
him/her a time. Oleh karena itu, setelah memasukkan naskah, tanyakan saja
kapan Anda bisa memperoleh iya-tidaknya.
Tunggulah
jawaban dari penerbit dengan sabar. Jangan terlalu sering merongrong. Bayangkan
saja dalam dunia perpacaran: Apa yang terjadi kalau Anda terlalu ngebet minta
jawaban? Sang gebetan bisa-bisa malah ngacir. Jadi, tagihlah jawaban sesuai
dengan waktu yang dijanjikan.
Andai
jawaban itu pada akhirnya ialah tidak, jangan patah semangat. Ditolak memang
tidak enak rasanya. Tapi, Anda memang tak boleh lantas patah semangat. Tanyakan
kepada penerbit alasan penolakan tersebut. Adalah hak kita kok untuk
mengetahuinya. Minta mereka menjelaskan. Kalau revisi dimungkinkan, cobalah
lakukan.
Yang
penting, teruslah belajar. Biasanya Editor jadi hapal dengan penulis yang
terus-menerus mengirimkan naskah, meski ditolak. Ini justru akan membuat editor
itu mengamati perkembangan kemampuan menulis Anda.
Selamat
mencoba!
No comments:
Post a Comment